Jadilah Manusia Baru!

Pdm. Jusuf Wibisono , Lemah Putro, Minggu, 16 September 2018

Shalom,

Tahukah kita perbedaan manusia lama dan manusia baru? Efesus 2:1-3 menuliskan ciri-ciri manusia lama yaitu, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya karena kamu meng-ikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai sama seperti mereka yang lain.”

Maukah kita menjadi manusia baru? Efesus pasal 5 menuliskan rahasia besar yang mana gereja menyatu dengan Yesus Kristus, Mempelai Pria Surga. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya dalam kondisi hidup telah diperbarui dengan membuang kehidupan lama.

Bagaimana mempersiapkan diri menjadi manusia baru? Tentu tidak salah meng-upgrade diri dengan ikut sekolah teologi untuk menambah pengetahuan tentang Firman Allah. Namun apa nasihat Alkitab berkaitan dengan kehidupan baru? Yohanes 3:1-6 menuliskan, “Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pe-mimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh.”

Ternyata status rohani/agama seseorang tidak menjamin dia mengerti apa arti dari kehidupan/kelahiran baru. Nikodemus adalah pemimpin agama, seorang Farisi yang pasti ahli dalam hukum Taurat tetapi dia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kelahiran baru.

Kelahiran fisik seorang bayi ditandai dengan: air, darah dan roh (napas yang memberi hidup). Apa syarat lahir baru untuk dapat masuk (tidak sekadar melihat) Kerajaan Surga?

  • Darah Yesus menebus/mengampuni dosa kita (Ef. 1:7).
  • Air Firman Tuhan yang menyucikan (Ef. 5:26).
  • Roh Kudus yang memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13).

Dalam pola Tabernakel, kehidupan baru melalui proses:

v Pintu Gerbang → Iman/percaya bahwa Yesus mati untuk menebus dosa kita

v Mazbah Kurban Bakaran → bertobat dengan berhenti berbuat dosa meninggalkan manusia lama (Ef. 4:25-29) dan kembali kepada Tuhan

v Bejana Pembasuhan → lahir baru

v Pintu Kemah → dipenuhi Roh Kudus

Apa sifat dari Iblis? Iblis adalah pembunuh manusia dan bapa segala dusta (Yoh. 8:44). Dia datang sebagai pencuri untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan (Yoh. 10:10). Seorang pencuri yang tertangkap pasti suka berdusta dan menyangkal tidak mengambil sesuatu padahal dia mengingini benda tersebut. Jelas, ada pelang-garan hukum ke-8 (jangan mencuri), hukum ke-9 (jangan berdusta) dan hukum ke-10 (jangan mengingini).

Hanya Tuhan yang mampu membarui hidup kita. Seandainya kita mampu memper-baiki diri sendiri dengan perbuatan-perbuatan baik, Allah Bapa tidak perlu mengirim anak-Nya yang tunggal ke dunia. Oleh sebab itu relakan diri dikerjakan Yesus oleh kuasa pengurbanan-Nya ‘menelanjangi’ dosa-dosa kita untuk dibuang.

Seorang suami/istri tidak dapat mengubah pasangan hidupnya; demikian pula orang tua tidak dapat mengubah karakter anak-anak mereka dengan kekuatan diri sendiri. Berserulah kepada Tuhan dan hargai kurban-Nya maka Ia akan melepaskan kita dari ikatan dosa untuk mengalami pembaruan hidup.

Perhatikan, dosa kejahatan dan dosa kenajisan makin meningkat menyerang anak-anak di bawah umur. Untuk itu jangan pikiran kita dibutakan oleh ilah zaman ini (2 Kor. 4:4) juga jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya itulah: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:15-17). Sebaliknya, dengarkan Firman Kristus agar timbul iman (Rm. 10:17) kemudian praktik-kan Firman dalam keseharian hidup.

Dalam hidup kita diperhadapkan dengan pilihan: jika mengasihi dunia, kita tidak mengasihi Bapa Surgawi (1 Yoh. 2:15); mengabdi kepada Allah atau kepada Mamon (Mat. 6:24). Sama seperti Yesus dicobai oleh Iblis yang menawarkan makanan saat Yesus lapar. Iblis juga menyodorkan kerajaan dunia dengan kemegahannya jika Yesus bersedia menyembahnya (Mat. 4:3,9).

Iblis dengan tipu dayanya berusaha menarik anak-anak Tuhan untuk jatuh. Contoh: kegiatan sekolah bagi anak-anak makin padat bahkan hari Minggu pun dipergunakan untuk perlombaan-perlombaan sehingga mereka tidak dapat ikut ibadah. Demikian pula orang tua makin disibukkan dengan pekerjaan hingga pulang larut malam dan hari Minggu masih ada janji dengan customers hingga lupa ke gereja. Tuhan mena-sihati kita untuk ingat akan istri Lot (Luk. 17:32) yang menjadi tiang garam karena menoleh ke belakang sebab dia tidak rela meninggalkan harta bendanya (Kej. 19:26).

Manusia pada dasarnya suka melanggar peraturan. Contoh: sudah tahu merokok itu berbahaya bagi kesehatan, anak-anak sekarang malah merokok tanpa rasa takut. Sudah diumumkan hukuman berat bagi pengedar narkoba, tetap saja penyelundupan barang terlarang tersebut terjadi bahkan makin banyak dalam jumlah dan tempat.

Manusia makin rusak karena dikuasai oleh keinginan hawa nafsu sehingga umur manusia (daging) dibatasi hanya 120 tahun (Kej. 6:3). Tubuh dan jiwa manusia ditan-dai dengan kefanaan. Hanya Tuhan yang mampu membarui kehidupan kita dimulai dari roh kita yang percaya kepada-Nya dan segala dosa dimatikan dengan ‘dibakar’ di atas Mazbah Kurban Bakaran.

Lebih lanjut kita mati dikuburkan bersama Dia oleh baptisan dalam kematian kemudian kita dibangkitkan dan berjalan dalam hidup baru (Rm. 6:4). Pembaruan hidup pernah dialami oleh:

Ø Lazarus yang bangkit dari kematian (Yoh. 11:44).

Ø Panglima Naaman yang beroleh tubuh baru setelah dipulihkan dari penyakit kusta (2 Raja 5:14).

Ø Yakub (artinya penipu) dibarui melalui pergumulannya dengan seorang laki-laki diakhiri dengan berkat yang diterima atas ‘kemenangannya’ dan namanya diganti menjadi Israel (artinya pangeran Allah) [Kej. 32:28).

Ø Saulus yang kejam terhadap pengikut-pengikut Yesus berubah setelah bertemu Yesus (Kis. 9). Matanya dibutakan selama 3 hari, dia mengalami ‘kematian’ untuk bangkit bersama Tuhan dan dipakai luar biasa oleh-Nya. Dia kemudian lebih dikenal dengan nama Paulus (artinya: rendah hati, kecil).

Ø Abram dipanggil Allah keluar dari negeri, sanak saudara dan dari rumah bapanya ke negeri yang ditunjukkan kepadanya (Kej. 12). Sebagai tanda perjanjian dengan Allah, nama Abram diubah menjadi Abraham (ada sisipan H itulah Yahweh). Hidupnya dibarui karena ada nama Yahweh di dalamnya. Abraham menjadi bapa sejumlah besar bangsa (Kej. 17:5). Demikian pula Sarai diubah namanya menjadi Sara, ibu bangsa-bangsa (ay. 15-16).

Setelah mengalami lahir baru, kita dipenuhi Roh Kudus (Kis. 2:36-38) dengan tanda suka dengar-dengaran. Kita yang sebelumnya taat kepada penguasa di udara seka-rang taat dan dengar-dengaran akan Firman Tuhan. Rasul Paulus mengaku sebagai manusia tidak ada sesuatu yang baik di dalamnya sebab dia berkehendak baik untuk diperbuat tetapi malah yang tidak dikehendakinya yang diperbuat yaitu yang jahat karena dosa menguasai dia (Rm. 7: 18-20).

Kita menerima karunia Roh Kudus sebagai meterai untuk hidup di dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Tuhan memberikan hati baru penuh ketaatan dan Roh-Nya berdiam di dalam batin kita membuat kita hidup menuruti segala ketetapan-Nya dan berpegang pada peraturan-Nya untuk dilakukan (Yeh. 36:25-27).

Tuhan juga mencurahkan air jernih Firman untuk menahirkan kita dari segala kena-jisan dan kejahatan dosa. Kita dibarui terus menerus menjadi ciptaan sulung-Nya (Yak. 1:18).

Alkitab menasihati kehidupan seorang muda untuk mejaga kesucian dengan menyimpan Firman Tuhan dan tidak menyimpang dari perintah-Nya (Mzm. 119:9-11). Bila kita melakukan Firman dengan taat, kita tidak mudah tersandung (2 Ptr. 1:10).

Marilah kita membuang kehidupan lama dan menyediakan diri dibarui dengan ditebus oleh darah Yesus, dibasuh dengan air Firman yang menyucikan, dipenuhi Roh Kudus untuk hidup dalam kebenaran maka kehidupan baru kita dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang yang belum/tidak mengenal Allah. Amin.