Tugas Penyelenggaraan Kasih Karunia Allah
Pdm. Stephanus F.Y. Songan, Minggu, Johor, 13 Mei 2018
Shalom,
Hendaknya shalom (= damai sejahtera) tetap meliputi kita di tengah-tengah ketegangan dan ketakutan yang sedang melanda Surabaya. Kita saling mendoakan agar dalam kondisi apa pun kita tetap tenang dan damai dari Surga menguasai kita.
Jujur, kita sering kehilangan fokus saat mendengarkan Firman Tuhan. Awalnya kita begitu semangat dan fokus tetapi lambat laun pikiran mengembara ke mana-mana berakhir dengan hilang fokus. Kita harus seperti atlet yang tetap fokus dari menit pertama hingga akhir; jika tidak, kesempatan menang akan direbut lawan.
Kita melanjutkan tulisan Rasul Paulus terhadap jemaat Efesus yang tertulis di Efesus 3:1-3, “Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah – memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan (oikonomia) kasih karunia Allah yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.”
Dari ayat-ayat di atas, ada dua bagian yang dapat kita pelajari, yaitu:
- Penyelenggaraan kasih karunia Allah
Penyelenggaran dalam bahasa Yunani adalah oikonomia. Oikos tentang manajemen atau administrasi dalam rumah tangga; oikosnomos adalah aturan-aturan dalam rumah tangga.
Jadi, Kerajaan Allah juga mempunyai aturan-aturan yang diatur oleh Allah. Jika dunia mempunyai Event Organizer (EO) yang mengatur suatu acara agar berjalan dengan baik; Surga juga memiliki EO yang menyelenggarakan kasih karunia. Siapakah mereka?
- Bapa di Surga. Sebelum dunia dijadikan/diciptakan, Allah sudah sangat sibuk bekerja memilih siapa yang diselamatkan di dalam kekekalan. Berarti ada pula yang tidak diselamatkan, contoh: bangsa Israel adalah bangsa pilihan dan ada bangsa-bangsa lain yang tidak dipilih seperti bangsa Moab, Kanaan, Amon, dll.
- Allah tidak sembarangan memilih berdasarkan faktor suka/like atau tidak suka/dislike tetapi Ia memilih di dalam Yesus Kristus. Kasih karunia Allah diselenggarakan hanya melalui Yesus Kristus. Jadi, siapa yang percaya kepada Yesus, dia menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Ilustrasi: dalam penerimaan mahasiwa, banyak peserta mendaftar tetapi yang diterima hanya mereka yang lolos dari penyeleksian. Kita dipilih karena percaya kepada Yesus Kristus dan meninggikan pengurbanan-Nya di salib.
- Roh Kudus. Allah memilih kita melalui Yesus dan kita yang percaya kepada-Nya dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef. 1:13). Roh Kudus membuka mata hati kita untuk makin mengenal Yesus Kristus agar keselamatan makin nyata.
Jadi Allah Tritunggal menyelenggarakan kasih karunia kepada manusia.
Apa hasil dari penyelenggaraan kasih karunia Allah bagi kita?
v Kasih karunia Allah mengangkat kita dari dunia orang mati – bumi paling bawah – kepada takhta Yesus Kristus dan didudukkan bersama-Nya (Ef. 1:20). Dapat dibayangkan dari posisi paling bobrok, najis, diangkat paling atas sampai ke takhta Allah dan ini hanya dapat dilakukan oleh kasih karunia Allah! Ia memindahkan kita dari kuasa kegelapan ke dalam Kerajaan Anak-Nya melalui pengampunan dosa (Kol. 1:13-14).
v Kita yang dahulu menjadi tempat kediaman penguasa angkasa/roh-roh jahat (Ef. 2:2) dijadikan Bait Allah tempat Ia berdiam (ay. 22).
Perlu diketahui, untuk menjadi Bait Allah harus lolos dari syarat:
- Tidak ada lagi tembok pemisah sehingga terjadi perdamaian satu dengan lain oleh darah Yesus Kristus (Ef. 2:13). Dengan hancurnya tembok perseteruan, yang jauh men-jadi dekat dan semua menjadi keluarga Allah sehingga tidak lagi ada pendatang atau orang asing (ay. 19).
- Kita dibangun di atas dasar pengajaran rasul-rasul dan nabi dengan batu penjuru yang kukuh (bukan dibangun di atas pasir) yaitu Yesus sendiri (ay. 20).
Sebelum Rasul Paulus berpisah dengan jemaat Efesus yang telah dibimbingnya selama tiga tahun, dia menyerahkan jemaat di dalam penggembalaan para penatua untuk men-jaga mereka dari serangan serigala-serigala ganas (Kis. 20:17-38).
- Kita disusun rapi menjadi Bait Allah yang kudus (ay. 21). Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita disusun rapi sesuai dengan tempatnya masing-masing, tidak campur aduk atau tumpang tindih sehingga dapat berfungsi dengan tepat dan tertib dalam melayani Tuhan.
Kesimpulan: hanya oleh kasih karunia, bukan hasil usaha kita, kita dipindahkan dari tempat gelap ke tempat terang hingga dijadikan tempat kediaman Allah. Oleh sebab itu jangan sombong bila berada di posisi paling bagus; jangan pula merasa minder jika berada di posisi paling rendah. Kasih karunia adalah ‘obat’ paling tepat untuk memperbaiki gereja Tuhan. Tidak ada kata-kata lain kecuali ucapan syukur dan pujian kepada Allah Tritunggal yang telah memilih kita di dalam Yesus Kristus oleh kasih karunia-Nya.
- Tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah
Kita mendapat tugas untuk menyelenggarakan dengan membagikan kasih karunia Allah kepada yang lain. Kita sudah menerima kasih karunia Allah dan kita mendapat kepercayaan untuk membagikannya kepada orang lain.
Bagaimana caranya supaya kita dapat dipercaya dalam menjalankan tugas ini?
Seperti Paulus telah menerima wahyu/penyataan kehendak Allah, kasih karunia adalah kehendak Allah yang dinyatakan. Saat ini kita menerima wahyu tertulis yang pernah tersembunyi berabad-abad tetapi sekarang dinyatakan kepada kita itulah Firman Tuhan.
Kita harus terlebih dahulu mengalami kasih karunia-Nya sehingga terjadi keubahan hidup seperti dialami oleh Paulus. Dahulu dia mengejar-ngejar orang-orang Kristen untuk dibunuh tetapi saat bertemu Yesus, dia berubah total dan menjadi pelayan-Nya yang militan. Keubahannya yang drastis membuat orang di Damaskus bingung ketika dia berusaha menjelaskan siapa Tuhan Yesus Kristus.
Kita harus mengalami kasih karunia karena ini menjadi motor/penggerak yang kuat dalam pelayanan. Rasul Paulus mengakui bahwa dia bekerja lebih keras daripada para murid Yesus oleh sebab kasih karunia Allah menyertainya (1 Kor. 15:10).
Kepada siapa kasih karunia ini diberitakan? Kepada orang-orang yang belum/tidak mengenal Allah. Rasul Paulus menerima wahyu untuk diberitakan kepada bangsa kafir yang belum mengenal Allah. Kita juga bertugas mencari orang-orang yang belum mengalami kasih karunia dan hidupnya jauh dari Tuhan. Kasih karunia berbicara soal keselamatan hidup kekal. Orang dunia juga mencari keselamatan dan hidup bahagia tetapi mereka salah jalan dengan menyembah berhala. Kita yang sudah mempunyai jalan benar – Kristus Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6) – harus memberitakannya kepada bangsa yang belum mengenal Allah.
Bagaimanapun juga setiap tugas pasti ada risiko yang harus diantisipasi yaitu penderitaan seperti dialami Paulus yang dipenjarakan karena Kristus Yesus. Tidaklah mudah untuk me-ngemban tugas memberitakan kasih karunia Allah, Paulus lebih banyak berjerih lelah, dipenjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut, lima kali disesah orang Yahudi dst. (2 Kor. 11:23-27).
Bersediakah kita mengambil risiko dalam memberitakan Injil? Sesungguhnya, penderitaan kita tidak separah penderitaan para rasul yang mati syahid. Oleh sebab itu jangan mudah mundur, tetaplah memberitakan Injil keselamatan walau ada risiko dicemooh, ditolak dll.
Kita sudah menerima anugerah Tuhan yang besar dan diselenggarakan oleh Allah Tritunggal. Oleh kasih karunia-Nya, kita dari dunia orang mati diangkat sampai ke takhta Allah; dari tempat kediaman roh-roh jahat menjadi tempat kediaman Allah. Setelah mengalami keubahan hidup, kita mendapat tugas kepercayaan memberitakan Injil keselamatan kepada mereka yang belum/tidak mengenal Allah walau ada risiko yang harus ditanggung. Jangan mudah menyerah tetapi lakukan tugas hingga tuntas karena janji kehidupan kekal telah menanti kita. Amin.