• MENGHADAPI KRISIS DENGAN CARA TUHAN
  • Mazmur 140
  • Lemah Putro
  • 2025-10-12
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1788-menghadapi-krisis-dengan-cara-tuhan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
menghadapi-krisis-dengan-cara-tuhan

Shalom,

Siapa dari kita yang tidak pernah mempunyai masalah sama sekali dalam mengarungi hidup ini? Sungguhkah semua berjalan mulus tanpa ada masalah dalam keluarga, keuangan, pekerjaan, kesehatan dll.?  

Bagaimana dengan Daud, masalah serius apa yang dialaminya dan bagaimana menanganinya untuk mendapatkan solusi menurut cara Tuhan sesuai janji-Nya seperti tertulis di Mazmur 140?

“......Luputkanlah aku, ya TUHAN, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan,.... yang merancang kejahatan di dalam hati, dan setiap hari menghasut-hasut perang! Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di bawah bibirnya. Sela” (ay. 2-4)

Daud dalam kondisi tidak baik dan tidak aman karena dia sedang dikejar musuh untuk ditangkap. Pasti dia diliputi rasa ketakutan akan kehilangan nyawa. Siapa musuh Daud? Manusia jahat yang suka merancang kejahatan di dalam hati. Siapa dapat mengetahui hati manusia? Jelas, Daud tidak suka kekerasan dan tidak suka kejahatan. Dia juga waspada terhadap mereka yang berhati jahat dan suka menghasut oleh sebab ketajaman lidahnya dapat menimbulkan perpecahan. Waspada, dari hati yang jahat akan keluar kata-kata tidak baik yang menajiskan orang (Mat. 15:18-19).

“Peliharalah aku, ya TUHAN, terhadap tangan orang fasik, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan,…..Orang congkak dengan sembunyi memasang jerat terhadap aku,….mereka menaruh perangkap terhadap aku. Sela (ay. 5-6)

Apa kata Daud selanjutnya? "Allahku Engkau, berilah telinga, ya TUHAN, kepada suara permohonanku!" (ay. 7) Ternyata Daud sempat mempertanyakan apakah Tuhan di tempat mahatinggi mendengar jeritan permohonannya.  Pernahkah kita meragukan Tuhan tidak mendengar jeritan doa kita? Atau kita datang menghampiri-Nya hanya saat membutuhkan pertolongan-Nya? Ingat, Tuhan mahahadir – di rumah, sekolah, kantor, gereja dst. – bagaimana relasi kita dengan-Nya? 

“Ya ALLAH, Tuhanku, kekuatan keselamatanku, Engkau menudungi kepalaku pada hari pertarungan senjata.” (ay. 8)

Kepala – penglihatan, pendengaran, pemikiran, dan pancaindra lainnya – beroleh perlindungan dari Tuhan. Bukankah Tuhan menghendaki kita memakai ketopong keselamatan dari-Nya (Ef. 6:17)? Ternyata Daud menghadapi pertarungan senjata menghadapi kejaran Raja Saul, mertuanya, juga Absalom, anaknya sendiri, belum lagi musuh-musuh lainnya.

“Ya TUHAN, jangan penuhi keinginan orang fasik, jangan luluskan tipu rencananya! Sela…….Pemfitnah tidak akan diam tetap di bumi; orang yang melakukan kekerasan akan diburu oleh malapetaka. Aku tahu bahwa TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas dan membela perkara orang miskin. Sungguh, orang-orang benar akan memuji nama-Mu, orang-orang yang jujur akan diam di hadapan-Mu.” (ay. 9-14)

Daud pernah mengatakan, “Aku hendak menjaga diri supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.” (Mzm. 39:1) 

Perlu diketahui pemfitnah, pembohong, penghujat, penghasut ada di sekeliling hidup kita; untuk itu kita belajar menjaga mulut agar tidak ikut mengeluarkan perkataan merendahkan orang lain karena ini tidak diperkenan Tuhan. Waspada, sekecil apa pun masalah yang mengakibatkan dosa akan bertumbuh matang (bnd. Yak. 1;15). Contoh: awalnya cuma tersinggung, jika masalah ini dibiarkan tidak diselesaikan lama-lama akan tumbuh menjadi sikap memberontak bahkan pindah gereja. 

Daud menyinggung “orang benar” akan memuji Nama Tuhan. Saat itu ada peperangan berarti ada kebencian dan ketidakcocokan bahkan Alkitab menegaskan tidak ada seorang pun yang benar (Rm. 3:10). 

Masing-masing dari kita ada kebutuhan dan berusaha mencari cara/jalan bagaimana menyelesaikannya tetapi cara Tuhan bukan cara manusia. Cara Tuhan pasti benar sebab Ia adalah kebenaran (Yoh. 14:6). Hanya ada satu Pribadi yang dapat memuji Nama-Nya itulah Sang Firman yang mengagungkan Bapa Surgawi.

Kalau begitu bagaimana cara Allah menolong kita (yang tidak benar) menghadapi krisis nikah, rumah tangga, pekerjaan dan pelayanan? Siapa mampu menyelesaikan dosa seseorang untuk kemudian menudungi kepalanya pada hari pertarungan? Tuhan mau melindungi kita dengan ketopongan keselamatan. Apa yang dilakukan-Nya? Ia rela menanggung dosa manusia dan Ia adalah Firman yang menjadi manusia. Tentu tidak salah mencari pertolongan dari manusia siapa pun tetapi mereka tidak dapat menyelesaikan masalah dengan tuntas apalagi yang berkaitan dengan hati dan perasaan. Contoh: mudahkah kita mengampuni dan berdamai dengan orang yang menyakiti hati kita? Bahkan tak jarang suami-istri yang sedang cekcok akan berdiam diri tidak saling bicara berjam-jam bahkan bisa berhari-hari. Kalau begitu siapa yang dapat menolong? Firman – Anak Allah – seperti anak domba dibawa ke pembantaian yang menyerahkan dirinya sebagai kurban penebus salah. Ia adalah Orang benar yang membenarkan banyak orang dan memikul kejahatan mereka (Yes. 53:7, 10-11). Yesus, Sang Firman, menjadi Manusia (tak berdosa) untuk disalib demi menebus manusia berdosa. 

Aplikasi: hendaknya kita tidak bermain-main dan meremehkan dosa. Waspada, setitik dosa membuat kita gagal masuk Yerusalem Baru sebab upah dosa apalah maut (Rm. 6:23). Oleh sebab itu kita tidak perlu menuding kesalahan orang lain tetapi biarlah kita membuka diri mau dikoreksi atas semua dosa pelanggaran kita untuk beroleh pengampunan dari-Nya.

Jelas sekarang, cara Tuhan menyelesaikan masalah dosa beda dengan cara pendeta, sinode, bahkan dunia; Ia telah menyerahkan nyawa-Nya ke dalam maut dan cara-Nya tidak pernah tergantikan oleh cara apa pun yang ada di dunia ini. Firman tanpa salah – kesucian-Nya sempurna – menyucikan kita dari lumpur dosa. Itu sebabnya jangan kita mempertahankan dosa kejahatan dan kenajisan tetapi serahkan kotoran dosa kita kepada-Nya dan bertobat. Ingat, tidak ada apa pun tersembunyi di hadapan Tuhan, Sang Firman (Ibr. 4:13). Contoh: begitu Adam-Hawa jatuh dalam dosa, mereka pasti mati tetapi Allah mengambil inisiatif membuat pakaian dari kulit binatang dan mengenakannya kepada mereka (Kej. 3:21). Akibat kejatuhan manusia pertama, kita, keturunannya, mewarisi dosa dan hanya dapat diselamatkan dari maut oleh Anak Tunggal-Nya, Yesus, yang menjadi manusia dan Imam Besar menurut peraturan Melkisedekh (Ibr. 5:5-10).  

Yesus sebagai Manusia pernah menangis saat melihat Lazarus sudah mati selam empat hari (Yoh. 11:35); juga dalam perjalanan memikul salib, Ia mengingatkan perempuan-perempuan yang menangis dan meratapi-Nya untuk menangisi diri sendiri dan anak-anak mereka (Luk. 23:28).  

Aplikasi: jangan kita menangis karena kesusahan dan penatnya beban hidup tetapi tangisi kesalahan yang diperbuat untuk bertobat! Kita meratap/menangis ketika sadar relasi kita telah jauh dari-Nya karena kita tidak lagi mencintai Firman. Firman Tuhan yang hidup sanggup menyucikan hati dan pikiran kita. Oleh sebab itu kita perlu menyimpan Firman dalam hati agar tidak berdosa kepada-Nya (Mzm. 119:11). Kita juga patut memelihara hati lebih daripada yang patut dipelihara. Tuhan menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

Daud mengakhiri tulisannya dan sangat yakin doanya didengar dan dijawab oleh Tuhan yang memberi keadilan bagi orang tertindas dan membela perkara orang miskin sehingga orang benar akan memuji Nama-Nya dan orang jujur berdiam di hadapan-Nya (ay. 13-14).  

Apa pun kondisi kita saat itu, mulai dari pengalaman krisis hidup yang ringan hingga berat, jangan mencari solusi dengan cara sendiri tetapi datang dan hampiri Tuhan yang memberikan solusi paling tepat dan benar dengan cara-Nya yang terkadang melampaui akal pikiran kita sehingga kita beroleh pertolongan tidak hanya sebatas di bumi tetapi keselamatan kekal bersama Dia selamanya. Amin.  

  • Video Youtube Ibadah: