• TUHAN TIDAK MENINGGALKAN PERBUATAN TANGAN-NYA (JOHOR)
  • Mazmur 138
  • Johor
  • 2025-09-28
  • Pnt. Wahyu Widodo
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1784-tuhan-tidak-meninggalkan-perbuatan-tangan-nya-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
tuhan_tidak_meninggalkan_perbuatan_tangannya

Shalom, 

Bila kita dapat menikmati kebahagiaan hidup dalam damai sejahtera, ini karena Tuhan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya.  

Apa yang diperbuat Tuhan dengan tangan-Nya? Ia mengawali dengan menciptakan langit dan bumi, memisahkan terang dan gelap, memisahkan daratan dan lautan, menumbuhkan berbagai tanaman, menciptakan binatang-binatang  dan hari keenam menciptakan manusia. Pada hari ketujuh, Ia memberkati semua ciptaan-Nya sebagai jaminan akan keberlanjutan hidup mereka. Dengan demikian manusia yang telah menerima berkat itu seharusnya menyadari bahwa Tuhan tetap menopang, memelihara dan memimpin mereka sepanjang masa hidupnya. Perhatikan, Tuhan bekerja dari awal sampai akhir, Ia tidak pernah bekerja setengah-setengah tetapi menyempurnakan rencana-Nya.

Perlu diketahui Tuhan itu kasih dan setia yang berlaku untuk selama-lamanya. Ia tidak pernah timbul tenggelam di dalam menolong dan memerhatikan jalan hidup kita. Masalahnya, bagaimana kita mengelola hati kita. Mengapa Tuhan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya? Karena Ia sudah berjanji akan bersama kita selama-lamanya. 

Apa kerinduan Daud dalam tulisannya di Mazmur 138? 

“Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.” Daud mengetahui apa yang ada di dalam hatinya yakni ingin bersyukur kepada Tuhan dan bermazmur bagi-Nya. 

Introspeksi: apa yang ada di dalam hati kita? Apakah ada kerinduan untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan? Atau hati dipenuhi dengan perkara-perkara duniawi terlebih lagi hati anak muda jikalau tidak diisi oleh Firman Tuhan (Mzm. 119:9)? Hidup kita akan disucikan bila hati penuh dengan Firman Tuhan dan Roh Kudus bekerja  di dalam kita sehingga kita dapat memuji dan memuliakan Tuhan. Perhatikan, hati adalah tempat untuk mempertimbangkan dan mengambil suatu keputusan. Bukankah segala sesuatu yang keluar dari mulut bersumber dari hati (Mat. 15:18-19)? Dan  berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah (Mat. 5:8). 

Tahukah kita dapat memuji Tuhan karena dilandasi dengan hati yang disucikan sementara memuji allah/illah dunia tidak perlu dengan hati yang kudus/suci karena ilah dunia tidak dapat melihat hati manusia? Tuhan melihat hati kita dan mengetahui segala kekurangan, kelemahan dan permasalahan kita. Oleh sebab itu hendaknya kita memuji Tuhan dengan hati tulus karena ini menyukakan hati-Nya dan diperkenan oleh-Nya. Juga Roh Kudus yang bekerja di dalam hati nurani membuat keputusan yang kita ambil dikehendaki oleh Allah. Dengan demikian, Ia tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri sebab segala sesuatu yang kita butuhkan adalah dari Tuhan, Sang Pencipta. 

Kita mungkin tidak setia tetapi Tuhan tetap setia. Kasih-Nya menenggelamkan dan mengayomi hidup kita. Itu sebabnya sudah selayaknya kita yang takut akan Tuhan memuji Dia (Mzm. 135:19-20) dengan hati yang siap digarap oleh kuasa Roh Kudus. Jujur, banyak orang memuji Tuhan hanya di dalam gereja namun ketika meninggalkan tempat ibadah sudah hilang pujiannya bagi Tuhan diganti dengan segudang masalah yang memenuhi pikiran dan hatinya. Ingat, Tuhan menjamin kehidupan kita dari dahulu, sekarang, dan selama-lamanya.  

“Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.” (ay. 2)

Untuk masuk ke tempat yang kudus, kita tidak boleh sembarangan masuk tetapi ada prasyarat yang dipenuhi yaitu kita mengalami pengudusan. Tuhan sudah menyediakan fasilitas dan sarana supaya hidup kita kudus dengan Firman yang mampu mengubah hidup kita lewat peringatan, nasihat dan teguran.  

Betapa besar kasih setia Tuhan kepada kita yang tidak layak di hadapan-Nya karena kita adalah bangsa yang tidak mengenal Tuhan serta kebenaran-Nya tetapi dilayakkan untuk bersujud di bait yang kudus. Semua ini karena kasih setia Tuhan yang melebihi segala sesuatu (kekayaan maupun keindahan di sekitar kita). Orang yang tidak percaya Tuhan hanya melihat apa yang tampak di depan mata tetapi tidak dapat memandang jauh di balik kematian sementara kita mengetahui apa yang akan terjadi karena Firman dan Roh Kudus memberi pencerahan di dalam hati kita. Itu sebabnya hati kita perlu disucikan dari perbendaharaan yang tidak baik (Mat. 15:16-18). Jangan memuliakan Tuhan dengan bibir padahal hati jauh dari-Nya karena ibadah semacam ini percuma (ay.8-9) seperti dilakukan oleh orang Farisi dan ahli Taurat!

Introspeksi: apa yang mengisi dan memenuhi hati kita? Apakah Firman Tuhan atau berkat jasmani yang kita butuhkan atau perkara-perkara lain berkaitan dengan kenikmatan duniawi?

Pemazmur mengaku ketika dia berseru Tuhan menjawabnya, menambah kekuatan jiwanya (ay. 3). Jelas Tuhan mengenal hati seseorang dan apa yang diinginkannya. 

Masalahnya, tidak cukupkah Tuhan memelihara kita sehingga timbul omelan dan sungutan dari mulut kita? Padahal raja-raja di bumi yang tidak mengelidiki Alkitab malah bersyukur mendengar janji-Nya (ay. 4-5) dari kesaksian orang-orang percaya yang beraura bahagia serta sukacita walau hidup sederhana. 

Selanjutnya, Tuhan itu tinggi namun Ia melihat orang yang hina dan mengenal orang yang sombong dari jauh (ay. 6). Mengapa? Sebab Tuhan itu imanen dalam kuasa Roh Kudus berkarya dalam hidup kita yang dekat dengan-Nya. Ia tahu kondisi orang yang hina dan tersisihkan tetapi juga tahu keadaan orang yang sombong. Daud berkeyakinan penuh bahwa Tuhan tidak akan membiarkan ciptaan-Nya berjalan sendiri tanpa bimbingan-Nya. 

Daud mengakhir tulisannya, “”Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kau tinggalkan perbuatan tangan-Mu!" (ay. 7-8) 

Hendaknya kita juga merindukan agar Tuhan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya sehingga kita tidak perlu khawatir akan masa depan kita karena kasih dan setia Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Ia pasti membimbing dan memimpin perjalanan hidup kita di dunia ini hingga mencapai kekekalan untuk tinggal bersama Tuhan di dalam Yerusalem baru selama-lamanya. Amin.   

  • Video Youtube Ibadah: