• KELEGAAN DI DALAM KESESAKAN (JOHOR)
  • Mazmur 4:1-9
  • Johor
  • 2022-07-24
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1179-kelegaan-di-dalam-kesesakan

 

Shalom, 

Dengan penuh sukacita kita memuji dan memuliakan Tuhan dengan lagu yang kata-katanya sering menyitir Kitab Mazmur. Pemazmur sendiri membaca/menyanyikan karya tulisannya diiringi oleh musik kecapi atau suling. Namun sayang, tak jarang seusai menyanyi kita melupakan kata-kata yang memberikan pesan dan nasihat bagi kita. 

Bagaimana dengan Mazmur 4:1-9 karya tulisan Raja Daud dengan judul “Doa pada malam hari”? Apakah ini berlaku hanya di malam hari? Kita tidak boleh kaku menyikapinya. Apa pesan dan maknanya bagi kita? “Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? S e l a Ketahuilah bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan apabila aku berseru kepada-Nya. Biarlah kamu marah tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu tetapi tetaplah diam. S e l a Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN. Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur. Dengan tenteram aku mau membaringkan diri lalu segera tidur sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.” 

Ayat-ayat di atas ditulis oleh Daud ± 3.000 tahun lalu di bawah pimpinan Roh Kudus yang kemudian dikanonisasi menjadi Firman Allah. Perhatikan, bila diilhami oleh Roh Kudus, kita tidak boleh memilah-milah menyenangi satu ayat lalu mengabaikan ayat yang lain. Hendaknya kita mencintai Firman Allah secara utuh. 

Daud yang penuh Roh Kudus menyanyi dengan kecapi dan yakin doanya dikabulkan terlihat dari kata-katanya bahwa dia merasa tenteram mau membaringkan diri dan segera tidur. Berarti dia sering merasa tidak tenteram karena banyak masalah dan pergumulan. 

Pertanyaan: bagaimana perasaan Tuhan jika jemaat hanya menyukai guyonan si Pembicara tetapi tidak senang dengan Firman Tuhan yang menasihati bahkan menegur karena kesalahan yang diperbuat? Juga kalau kita tidak membaca Alkitab secara utuh melainkan memilih yang penting-penting saja, kita tidak akan memperoleh berkat sepenuhnya. Kita hanya menerima berkat jasmani bersifat sementara padahal Ia ingin mencurahkan berkat-Nya yang bersifat kekal. Bukankah Allah Tritunggal menciptakan langit, bumi dan isinya dengan sangat baik (Kej. 1:31)? 

Bagaimana mungkin Daud dalam kedudukannya sebagai raja mengalami kesesakan? Dia tidak mengalami kesesakan fisik karena pengapnya udara di dalam suatu ruangan tetapi perasaannya sangat menyesakkan. Namun dalam seruannya kepada Tuhan, dia diberi kelegaan. 

Apa makna dari tulisan Raja Daud di dalam Mazmur 4 bagi kita sekarang?

  • “Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku.”

Daud mengaku bahwa Allah membenarkannya; berarti dia dalam kondisi tidak benar. Bukankah sebagai orang Yahudi, Daud melaksanakan hukum Taurat – rajin beribadah dan memberikan persembahan yang telah ditentukan dan ini merupakan tindakan yang benar? Mengapa dalam doanya dia menegaskan bahwa Allah membenarkan dia? Jelas, Daud berdoa bukan sekadar kewajiban agamawi tetapi merupakan kebutuhan karena dia menyadari kelemahannya. Ternyata tidak seorang pun dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat tetapi karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang percaya (Rm. 3:20-22). 

Aplikasi: hendaknya kita menyadari bahwa kita dibenarkan oleh Allah bukan karena hasil perbuatan baik kita tetapi karena iman di dalam Yesus Kristus. Ingat, sebaik apa pun kita, tetap kita masih melakukan banyak kesalahan seperti: mudah emosi, berpikiran jahat dan najis dst.

  • “Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?”

Orang-orang siapa yang dimaksud oleh Daud? Itulah orang-orang fasik yang mencintai kebohongan dan yang sia-sia. 

Daud ingin sungguh-sungguh di hadapan Tuhan dengan tidak berdusta/berbohong walau dia pernah berbuat kesalahan fatal yaitu selingkuh dengan istri tentaranya, Uria, bahkan pria ini dibunuh dengan taktik yang keji (2 Sam. 11). Ketika Natan menghadap kepadanya dan mengingatkan kesalahannya melalui ilustrasi, Daud sadar dan dengan jujur mengakui dosanya (2 Sam. 12:13) walau orang lain tidak mengetahui perbuatan jahatnya. 

Introspeksi: sungguhkah kita jujur kepada Tuhan, tidak suka membohongi orang lain bahkan membohongi diri sendiri? 

Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran (1 Yoh. 2:21). Siapakah pendusta itu? Itulah Antikristus dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak (ay. 22). Dengan kata lain, dia mengetahui kebenaran tetapi menyangkalnya. 

Aplikasi: hendaknya kita belajar jujur tidak berbohong walau bohong kecil-kecilan sebab tidak ada dosa putih di hadapan Tuhan. Firman kebenaran mampu menyucikan kita dari kebohongan. Ketahuilah Iblislah bapa segala dusta sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Jika dia berdusta, dia berkata atas kehendaknya sendiri (Yoh. 8:44). Mintalah ampun kepada Tuhan bila kita telah berbohong dan jangan diulangi! Bukankah Petrus pernah menyangkal Yesus tetapi dia menyadari kesalahannya ketika mata Yesus memandangnya penuh kasih (Luk. 22:61)? Belajarlah dari Yesus yang mengampuni orang-orang yang menyakiti-Nya saat Ia menderita sengsara disalib (Luk. 23:34)!

  • “Ketahuilah bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya;”

Siapa yang telah dipilih Tuhan? Daud dipilih dan dikasihi Tuhan. 

Kita juga patut bersyukur dipilih Allah oleh Yesus Kristus sebelum dunia dijadikan untuk menjadi anak-anak- Nya (Ef. 1:4-5). Dengan menjadi anak Allah kita menerima Roh-Nya sehingga dapat berseru “ya Abba, Ya Bapa” (Rm. 8:14-15). 

Roh Kudus mutlak kita butuhkan; itu sebabnya Raja Daud memohon kepada Tuhan untuk tidak mengambil Roh-Nya yang kudus darinya waktu dia mengaku salah karena telah selingkuh bahkan membunuh suami selingkuhannya (Mzm. 51:13) sebab dia tahu tanpa Roh Kudus dia akan mati binasa.

  • “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa.”

Sering karena takut berbuat dosa kalau marah, kita kemudian menahan-nahan kemarahan sehingga menumpuk dan akhirnya meledak tidak dapat ditahan lagi. Daud mengatakan kita boleh marah tetapi jangan berbuat dosa (bnd. Ef. 4:26) apalagi kemarahan dibawa tidur sebab saat itu Daud mau tidur karena sudah malam. Pepatah Tionghoa mengatakan “Kalau makan jangan banyak omong, kalau tidur sepi”; maksudnya jangan ngomel di tempat tidur juga cerewet kalau makan. 

  • Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada ”

Apakah Daud harus mengambil lembu atau kambing tambun kemudian malam-malam datang ke Bait Allah mempersembahkan kurban untuk meminta ampun kepada Tuhan? 

Persembahan kurban yang benar ialah mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Rm. 12:1). Untuk itu harus ada keubahan akal budi/pikiran tidak menjadi serupa dengan dunia (ay. 2). Kepada 3.000 jemaat mula-mula yang bertobat, Petrus menasihati, “Berilah dirimu diselamatkan dari Angkatan yang jahat ini.” (Kis. 2:40-41). 

Perhatikan, hanya ada satu kurban sempurna yang telah dipersembahkan itulah Yesus yang berkurban mati disalib bagi manusia berdosa dan sekarang kita menikmati penurbanan-Nya dengan menghargai Perjamuan Tuhan.

  • “Banyak orang berkata: “Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?”

Kita yang telah menerima kebaikan dan mengenal sikap baik Tuhan melalui Firman-Nya harus dapat menyaksikan kebaikan-Nya kepada orang-orang di sekitar kita.

Pada awal penciptaan, Allah berfirman, “Jadilah terang” lalu terang itu jadi (Kej. 1:3). Kalau terang sudah ada, semua akan berjalan dengan baik menuju tempat yang ada terang. Kita adalah terang dunia (Mat. 5:14); untuk itu kita harus berani berkurban menuntun mereka yang masih di dalam kegelapan kepada terang yang penuh dengan kebaikan dan kebenaran. 

  • “Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku lebih banyak daripada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Kesukaan dari Tuhan tidak menyangkut perkara fisik karena kelimpahan gandum dan anggur yang membuat banyak orang iri hati melihat orang lain lebih kaya dll. Kita boleh tidak memiliki apa-apa tetapi kita memiliki Tuhan sumber dari penghidupan kita. 

  • “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.”

Kenyataannya, dunia ini tidak aman serta penuh ketidakkepastian tetapi kita bisa aman hanya di dalam Tuhan. 

Di tengah kesesakan karena banyaknya persoalan hidup yang menimpa, kita akan beroleh kelegaan jika kita datang berlindung kepada Tuhan yang mengasihi dan memilih kita. Jadilah terang dunia untuk menyaksikan kebaikan Tuhan agar mereka yang mengalami pelbagai masalah hidup yang menyesakkan juga beroleh kelegaan. Amin.