• LANGKAH MENUJU KEBAHAGIAAN
  • Lemah Putro
  • 2022-07-03
  • Pdm. Agus Muljono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1164-langkah-menuju-kebahagiaan-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Tuhan adalah satu-satunya Pribadi yang dapat kita percaya dan andalkan juga Firman-Nya tidak hanya kita dengar untuk menambah pengetahuan tetapi kita aminkan, imani dan lakukan dalam keseharian hidup.

Tahukah Anda tentang smart watch – jam tangan digital yang memiliki banyak fitur antara lain dapat mengevaluasi kondisi kesehatan (jasmani) kita? Arloji ini dapat mendeteksi banyaknya kalori yang kita keluarkan, detak jantung dll. Terlebih lagi Alkitab – Firman Allah – mampu mengevaluasi langkah-langkah hidup kita termasuk kemajuan rohani kita. Apa yang dimaksud dengan langkah-langkah kita? Itulah kebiasaan, pola hidup, perilaku sehari-hari, perjalanan kita bersama Tuhan dan hubungan kita dengan Roh-Nya.

Kali ini kita mempelajari lebih dalam mengenai kitab Mazmur. Mazmur 1 digolongkan sebagai mazmur hikmat/kebijaksanaan sebab melukiskan perbandingan jalan yang membagi manusia menjadi dua kelompok yaitu:

  • mereka yang taat kepada kehendak Tuhan (ay. 1-3)
  • mereka yang tidak taat kepada-Nya (ay. 4-5). 

Mazmur 1 menawarkan kita berkat atau kutuk, hidup atau mati agar kita mengambil jalan yang benar untuk beroleh kebahagiaan serta menghindari jalan yang berujung pada kesengsaraan dan kehancuran. Kebahagiaan diperoleh bila kita hidup seturut Firman Tuhan, kita akan diberkati dengan keberhasilan karena Ia berkenan atas kita. Dan yang lebih penting, perilaku semacam ini dijamin penuh oleh Sang Sumber hidup itu sendiri. Hidup bahagia tumbuh melalui rangkaian keputusan terhadap kebiasaan menghindari dosa dan mengasihi serta menyimpan Firman Tuhan. 

Perlu diketahui kata pertama dari Mazmur 1 ialah “berbahagialah (blessed = diberkati)”. Berbahagialah/diberkatilah merupakan bentuk jamak tetapi objeknya tunggal; artinya, Allah menurunkan banyak berkat bagi setiap orang yang taat kepada-Nya. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan sebab apabila dia tahan uji, dia akan menerima mahkota kehidupan (Yak. 1:12). Ketika kita melangkah di jalan yang diatur oleh Tuhan, kita akan diberkati ulang berulang sebab Tuhan menginginkan keselamatan (has pleasure in the prosperity = menyukai kesejahteraan) hamba-hamba-Nya (Mzm. 35:27). 

Sesungguhnya tidak satu pun dari kita tahu apa yang akan terjadi dengan kondisi perekonomian dunia dan kesehatan kita. Namun yang pasti kita mendapat jaminan akan masa depan penuh kebahagiaan jika kita melangkah di jalan-Nya. Langkah-langkah apa yang harus kita jalani agar menerima berkat kebahagiaan?

  • Melangkah dengan bijak (ay. 1).

Orang yang dberkati Tuhan akan berjalan dengan hikmat/bijak dan tidak akan berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Ilustrasi: dari cara seseorang berbicara terhadap lawan pembicaranya akan terlihat seberapa dekat hubungan mereka berdua. Jika menyapa sambil terus berjalan, mereka hanya kenalan biasa. Kalau menyapa dan berhenti lalu berdiri dan bercakap-cakap, mereka terlihat lebih intim apalagi kemudian duduk berjam-jam. Jelas gaya hidup “berjalan- berdiri-duduk” menunjukkan seberapa jauh keintiman dalam pergaulan. 

Aplikasi: hendaknya kita berhati-hati memilih komunitas di dalam pergaulan sebab pergaulan buruk merusak kebiasaan yang baik (1 Kor. 15:33). Waspada, orang fasik bukan saja pelanggar dosa tetapi mereka tidak memiliki etika moral selaras dengan Kitab Suci, tidak menghormati Tuhan bahkan meninggalkan Dia. Oleh sebab itu kita harus memilih komunitas yang dapat memberi pengaruh, bimbingan dan nasihat yang baik juga membuat kita makin mengasihi Tuhan. Sadar atau tidak, kita dipengaruhi/terpengaruh dengan orang-orang di mana kita bergaul. Namun sayang, komunitas orang-orang bijak termasuk kelompok minoritas sebab kebanyakan orang-orang malah mendorong kita ke arah gaya hidup sembrono ketimbang ke arah hidup yang baik.

Kumpulan pencemooh adalah orang-orang yang pesimis dan tidak beragama. Kita harus menghindari pengaruh mereka yang sangat buruk. Contoh: jangan kita terpengaruh dan malah ikut-ikutan dengan mereka (yang tidak kita kenal secara pribadi) mengekspos hoaks dan hujatan-hujatan yang diposting di medsos. Ingat, dosa bagaikan penyakit menular; itu sebabnya kita harus hati-hati dengan siapa kita bergaul juga siapa orang-orang di sekitar kita. Ini bukan berarti kita tidak boleh berhubungan dengan mereka tetapi kita evaluasi apakah interaksi kita dengan mereka lebih memberikan pengaruh positif atau malah negatif. 

  • Melangkah/berjalan dengan penuh kerinduan dan kegairahan terhadap Taurat TUHAN (ay. 2).

Taurat bicara mengenai ajaran-ajaran dari Allah (Mzm. 119). Hukum Taurat bukanlah beban bagi orang percaya (Mzm. 119:7-13) tetapi wahyu dari Tuhan untuk memberkatinya dengan melimpah. Orang percaya semacam ini gemar merenungkan Taurat siang dan malam. Tahukah bahwa pikiran merupakan benih/sumber dari tindakan kita (For as he thinks in his heart, so is he → Ams. 23:7)? 

Frasa “merenungkan Taurat siang dan malam” menunjukkan ungkapan kerinduan dan kegairahan untuk memelihara Pribadi Tuhan dan kehendak-Nya di dalam kesadaran kita seperti dilakukan oleh orang-orang Israel sejak kecil (Ul. 6:7-9). 

Ketika mengalami persoalan hidup, kita membutuhkan orang-orang/komunitas Kristen yang berjalan dengan Tuhan. Selain itu kita membutuhkan nasihat Firman Tuhan yang tepat. 

“Merenungkan siang dan malam” juga berarti kita memikirkan, memeditasi/memusatkan pikiran, memamah biak Firman Tuhan kapan pun dan di mana pun (bukan hanya pada saat-saat tertentu) kita beraktivitas dan berada. Orang yang selalu bergairah/bersemangat memikirkan Tuhan dan Firman-Nya akan mendapat perlindungan dari musuh (Mzm. 63). 

  • Melangkah dengan konsisten (ay. 3).

Pohon yang ditanam di tepi aliran air menggambarkan orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapannya hanya kepada Dia (Yer. 17:7-8). 

“Ditanam” berarti awalnya bukan di tempat itu; ini menyiratkan bahwa pohon itu tidak ditaburkan atau tumbuh dengan sendirinya tetapi ditanam oleh tangan Tuhan untuk mendapatkan porsi berkat yang terutama (Yak. 1:18). Dan ini membutuhkan waktu dan usaha agar berbuah matang pada musimnya. 

Aplikasi: kita dahulu adalah pemberontak yang tidak mengenal Allah kemudian “ditransplantasi” menjadi orang yang diberkati karena konsisten mencari Firman Tuhan dan selalu mendapat nutrisi dari Roh Allah sendiri. Hasilnya, rohani kita berdiri kuat dan kukuh untuk tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran sesat maupun roboh karena masalah-masalah hidup. Sebaliknya, orang fasik bagaikan sekam tidak berguna yang mudah ditiup angin dan siap dibuang. Ini menggambarkan rohani orang Kristen yang ringan, tidak mempunyai pendirian yang mudah terbang dan tidak kelihatan lagi. Perhatikan, Tuhan menilai manusia dari segi moral dan spiritualitasnya. 

  • Melangkah dengan produktif (ay. 3).

Karena ditanam di tepi aliran air, dia mendapatkan nutrisi dan kesegaran langsung dari sumbernya yang tidak pernah gagal dan pasti dia berbuah pada musimnya. Ia tidak seperti pohon ara tidak berbuah yang menunggu ditebang sebab tidak ditanam di tepi aliran air. Buah-buah yang dihasilkan menunjuk pada buah Roh (Gal. 5:22-23). 

Aplikasi: walau musim kering (kesusahan) melanda, orang percaya yang senantiasa mendapat pasokan nutrisi rohani dari (air) Roh Allah tidak akan menjadi kering, layu dan gugur tetapi tetap memberikan kenyamanan, kesegaran, kesejukan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Apa saja yang diperbuatnya berhasil karena dia melekat pada Sumber hidup (bnd. Kej. 3:9). Kalaupun terjadi kegagalan, dia akan bangkit karena dia orang benar yang mengetahui kehendak Allah. Dia mendapat kekuatan dari Allah mahakuasa yang tidak pernah gagal. Di dalam pemikirannya, kegagalan hanyalah suatu keberhasilan yang tertunda.

  • Melangkah dengan sejahtera (ay.6) sebab Tuhan mengenal dan memilih mereka untuk berjalan di jalan kebahagiaan itu. Tuhan menuntun, membimbing dan mengatur setiap langkah mereka dan Allah patut mendapat kemuliaan atas kesejahteraan orang-orang benar. 

Ringkasnya, kebahagiaan tidak akan diperoleh dari perbuatan fasik/berdosa. Kalau mau berbahagia, kita harus menjauhi semua langkah yang membawa ke dalam dosa dan membuat kita gagal bahkan berakhir dengan kebinasaan. 

Kebahagiaan diperoleh jika kita melangkah sesuai Firman Tuhan dan diperkenan oleh-Nya. Dengan demikian kita diberkati dengan keberhasilan dan kebahagiaan. Dan yang terutama, kehidupan kita dijamin penuh oleh Sang Sumber kehidupan itulah Allah yang mahakuasa sehingga masa depan kita penuh kepastian, sukacita dan kebahagiaan. Allah telah menyediakan jalan menuju kebahagiaan sejati, pilihan ada pada kita. Jalan mana yang kita pilih?? Amin.