• MAZMUR DALAM KEHIDUPAN ORANG KRISTEN
  • Lemah Putro
  • 2022-06-26
  • Pdt. Paulus Budiono
  • ad
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

 

Shalom, 

Oleh karena Firman Tuhan kita berkumpul bersama dalam ibadah sebab agama tidak dapat melepaskan dosa kita kecuali darah Anak Domba Allah. Hendaknya kita bersyukur karena rahmat-Nya jauh melebihi kesalahan kita dan kebersamaan kita di dalam rumah Tuhan tidak ada tujuan lain kecuali memuliakan Nama Tuhan seperti dilakukan oleh murid-murid Yesus. 

Sebelumnya murid-murid begitu berdukacita ditinggal mati Guru mereka sebab mereka tidak mengerti bahwa nubuat-Nya – menderita hingga mati tetapi bangkit pada hari ketiga – harus digenapi. Apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3½ tahun mengikut Dia? Kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur (Luk. 24:44). Baru setelah Yesus membuka pikiran mereka, mereka mengerti Kitab Suci (ay. 45) dan tidak sedih lagi ketika Ia naik ke Surga. Mereka pulang ke Yerusalem dengan penuh sukacita dan senantiasa berada di dalam Bait Allah memuliakan Dia (ay. 52-53).

Faktanya Bait Allah (fisik) yang telah diruntuhkan tidak pernah berdiri lagi di Yerusalem hingga saat ini tetapi kita adalah Bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita (1 Kor. 3:16). Oleh sebab itu sudah selayaknya kita mengucap syukur dan memuliakan Dia. Kalau kita belum mengerti Firman-Nya, mintalah Dia membuka mata rohani kita agar kita mengerti bahwa tujuan ibadah kita ialah untuk memuliakan Allah bukan untuk memuji atau mencibir seseorang. 

Perhatikan, kita beribadah secara kontinu sebab kita mengerti kehendak Tuhan dan Alkitab ditulis bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi untuk semua termasuk kita dan salah satu kitab yang memuliakan Allah ialah Kitab Mazmur. Tahukah lagu-lagu yang kita nyanyikan sebagian besar bersumber dari Kitab Mazmur diperindah dengan musik yang enak didengar? Jujur, emosional kita sering dibangkitkan, membuat kita semangat dan bergairah menyanyikan lagu karena dipicu oleh ritme dan melodi musik bahkan tak jarang melodinya dipaksa-paksakan untuk mengikuti selera zaman sekarang. 

Waktu itu orang Yahudi tidak sembarangan memakai Bait Allah bahkan Yesus pernah ditolak masuk Bait Allah oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Juga di era gereja mula-mula, para rasul mendapat ancaman bahkan diusir dari Bait Allah ketika memuji dan menyatakan kuasa Allah. Bagaimana dengan kita sekarang? Kita beroleh kebebasan masuk rumah Allah untuk memuliakan Dia tetapi kita malah malas beribadah. 

Kita telah selesai mempelajari Injil Lukas dan sekarang membahas Kitab Mazmur yang disebut pula Kitab Zabur di zaman dahulu. Mazmur (Psalm: a song accompanied with instrumental music) adalah kata-kata/lagu diiringi dengan alat musik dan melodi. Mazmur ini berasal dari orang Yahudi → Yehuda, anak ke-4 dari Lea yang diperhatikan Allah sebab ia tidak dicintai oleh suaminya, Yakub. Lea menamai anaknya “Yehuda” dan bersyukur kepada TUHAN (praise the LORD). 

Orang Yahudi membuka gulungan Mazmur tanpa pasal dan ayat lalu memuji dan memuliakan Tuhan. Perlu diketahui, Kitab Mazmur beda dengan kitab-kitab lain yang mempunyai pasal dan ayat karena saling berkesinambungan antara pasal satu dengan pasal sebelum dan sesudahnya membentuk rentetan suatu kisah. Sementara Kitab Mazmur bersifat lepas, berdiri sendiri, tidak ada kaitannya antara artikel satu dengan artikel lainnya. Artikel-artikel dari Kitab Mazmur dikumpulkan oleh arkeolog dalam bentuk gulungan ditulis dalam kurun waktu 1.000 tahun. 

Kita diberi pengertian saat membaca Kitab Mazmur sebab kitab ini mudah digunakan, tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut, tidak ada batasan budaya orang tertentu – dibaca juga oleh orang Yunani, Mesir, Roma dan kita. Hingga sekarang (± 2.500 tahun), banyak orang menggunakan kata-kata puitis dari Kitab Mazmur ini sebagai kata- kata mutiara di dalam orasi maupun khotbah. Artikel-artikel tersebut ada yang bernadakan geram, stres, sedih, ketakutan dll. Kalau kita tidak mengerti maksud dan tujuan dari si penulis, kita hanya terkesan dengan kata-kata yang tercantum di dalamnya kemudian membuat lagu sesuai dengan inspirasi kita tanpa melibatkan penulis dari artikel tersebut. Contoh: Mazmur 23 aslinya tidak diiringi musik tetapi kita menyanyikannya dengan musik dan seluruh dunia mengikuti lagu ini. Benarkah melodinya demikian? Kita senang menyuarakan yang mana, yang popular atau yang asli? Ingat, bukan lagu yang menentukan tetapi isi dari Mazmur 23 itu sendiri. 

Kitab Mazmur terdiri dari 150 artikel terbagi menjadi lima jilid, yakni:

  • Jilid I: Mazmur 1 – 41
  • Jilid II: Mazmur 42 – 72
  • Jilid III: Mazmur 73 – 89
  • Jilid IV: 90 – 106
  • Jilid V: 107 – 150 

Bila kita perhatikan lebih cermat, karakteristik dari Kitab Mazmur ialah:

  • Masing-masing jilid mempunyai tema/pokok bahasan di Contoh:

Mazmur 1 → Jalan orang benar dan jalan orang fasik Mazmur 2 → raja yang diurapi TUHAN

Mazmur 3→ nyanyian pagi dalam menghadapi musuh. Saat itu Daud lari dari kejaran anaknya, Absalom, yang memberontak dan mau membunuhnya. Tidak semua masalah harus selalu dihadapi dengan konfrontasi/berhadapan langsung.

Mazmur 4 → doa pada malam hari

Mazmur 5 → doa pada pagi hari

Mazmur 6 → doa dalam pergumulan

Mazmur 18 → nyanyian syukur Daud yang terlepas dari tangan musuhnya yaitu mertuanya, Saul, yang iri hati kepadanya. Namun Daud tidak membenci Saul dan berharap Saul menyadari kesalahannya. Saul tipe orang plin-plan yang berencana mau membunuh Daud lagi.

Mazmur 22 → Allahku, mengapa Kautinggalkan aku?

Teriakan sama yang Yesus lontarkan di atas kayu salib ternyata sudah dinubuatkan oleh Daud. Terbukti setiap artikel ada tujuan dan permasalahannya. 

Mazmur 23 → Tuhan, gembalaku yang baik

Kita suka dengan Mazmur 23 bahkan dijadikan lagu tanpa mengetahui Mazmur 22 yang menubuatkan penderitaan Yesus. 

Mazmur 37 → kebahagiaan orang fasik semu

Memang Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya tetapi ini bukan berarti kita bahagia karena tidak jatuh kemudian menghina orang yang terjatuh. 

  • Ada yang diiringi dengan melodi permainan kecapi (Mzm. 4, 6), suling (Mzm. 5) dll.

Daud seorang gembala yang pandai memainkan musik bukan untuk mencari nama dan popularitas. Perhatikan, musik dapat divariasi tetapi belum tentu tepat penggunaannya. Misal: tidak semua lagu selalu dinyanyikan sambil bertepuk tangan seperti lagu waltz (3/4) tidak cocok diiringi tepuk tangan. 

  • Ada pujian ditujukan untuk perorangan (misal: pujianku) dan ada pula pujian bersama (pujian kami). Kita memuji Tuhan secara kelompok tetapi kita juga dapat memuji Dia dalam kesendirian. Bukankah Yesus mengajar doa “Bapa kami (bukan Bapaku) di Surga”? Doa pribadi tetapi melibatkan orang-orang di sekitar (suami/istri, anak, keluarga, famili, teman, bangsa dst.) sebab Allah menciptakan matahari untuk dinikmati oleh semua orang.
  • Peralihan dari satu jilid ke jilid lainnya selalu diakhiri dengan ucapan memuliakan Allah bukan omelan atau menyalahkan Tuhan apalagi menjauhi-Nya. Contoh:

Mazmur 41:14 → “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin. 

Mazmur 72:19 → “Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya dan kiranya kemuliaan- Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin. Sekianlah doa-doa Daud bin Isai.”

Mazmur 89:53 → “Terpujilah TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin.” 

Mazmur 106:48 → “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya dan biarlah seluruh umat mengatakan: “Amin!” Haleluya!” 

Mazmur 150:6 → “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” 

Kita layak berbahagia mendapat kesempatan mendengarkan penjelasan Kitab Mazmur yang mana kata-katanya merupakan pencetusan dari isi hati, keluhan, doa dan pengagungan kita kepada Tuhan. Apa pun kondisi kita, kita patut bersyukur dan memuliakan Tuhan selalu karena Ia tidak pernah meninggalkan kita dan bersemayam di atas puji-pujian. Amin.