• MENGIMANI YESUS YANG TERANGKAT KE SURGA HINGGA KEDATANGAN-NYA KEMBALI
  • Kisah Rasul 1:10-11
  • Lemah Putro
  • 2022-05-26
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1138-mengimani-yesus-yang-terangkat-ke-surga-hingga-kedatangan-nya-kembali
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

 

Shalom,

Kita memang masih hidup di dunia ini tetapi kita berhimpun bersama dalam suasana Surga sebab kita bukan milik dunia tetapi dipilih Tuhan keluar dari dunia untuk hidup bersuasanakan Kerajaan Surga.

Hari ini orang-orang percaya di seluruh muka bumi memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus. Masalahnya, kalau Yesus hanya naik ke Surga tanpa ada kelanjutannya, kita hanya sebatas mengenang peristiwa itu kemudian melupakannya sebab tidak ada sangkut pautnya dengan masa depan kita. Benarkan demikian?

Apa kata Alkitab tentang kenaikan Yesus ke Surga?

Kisah Para Rasul 1:10-11 menuliskan, “Ketika mereka (= rasul- rasul yang dipilih-Nya; Red.) sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Kita harus membaca atau mendengarkan pembacaan ayat-ayat secara menyeluruh, jangan dipenggal-penggal yang dapat menimbulkan persepsi lain. Atau kita takut akan kedatangan-Nya sebab Ia akan datang sebagai Hakim yang akan mengungkit-ungkit kesalahan kita?

Kalau kita percaya Ia akan datang kembali, yakinkah kita bahwa Ia pernah naik ke Surga? Mengapa Ia naik ke Surga? Dari mana asal-Nya? Untuk apa Ia datang kembali? Apakah Ia naik ke Surga sendirian dan datang kembali sendirian pula? Ternyata Ia akan datang kembali diikuti sejumlah besar malaikat/bala tentara Surga dan nafiri yang gegap gempita untuk membuktikan bahwa Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.

Introspeksi: bagaimana dengan iman kita? Apakah kita percaya tanpa ditindaklanjuti? Ingat, iman tanpa disertai perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yak. 2:17,26). Salah satu tanda kehidupan ialah kita dapat bergerak melakukan banyak aktivitas antara lain mendengar. Itu sebabnya kita beroleh iman dengan mendengar Firman Kristus (Rm. 10:17).

Apa akibatnya kalau iman seseorang itu mati? Dia boleh “menyebut” dirinya orang Kristen tetapi menjadi pengejek yang tidak percaya akan janji kedatangan Tuhan sebab dia lebih memilih hidup menuruti hawa nafsunya (2 Ptr. 3:3-4). Bagaimana dengan kita yang sekarang sudah mendengar berita kedatangan-Nya lebih dari 2.000 tahun lalu, masihkah kita memercayainya?

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih menghabiskan waktu 40 hari di bumi untuk membuktikan dan meyakinkan orang-orang bahwa Ia benar-benar bangkit dari kematian. Ia menampakkan diri kepada Maria di kuburan, kepada dua murid yang pergi ke Emaus, ke semua murid-Nya, dst. Awalnya, murid-murid-Nya ketakutan dan tidak mengenal-Nya kemudian Ia menunjukkan bukti bekas tangan dan kaki-Nya yang dipaku juga lambung-Nya yang tertikam. Bukankah tangan-Nya telah menjamah, mengangkat dan menopang kita yang membutuhkan pertolongan-Nya? Juga kaki-Nya berjalan mencari orang-orang berdosa bagaikan mencari domba-domba yang tersesat menuruti kemauan sendiri.

Setelah ± 60 tahun Yesus naik ke Surga, Ia menampakkan diri-Nya kepada Rasul Yohanes yang dibuang ke Pulau Patmos. Rasul Yohanes sangat ketakutan dan tersungkur seperti orang mati (Why. 1:12-17). Dia tidak mengenali siapa yang berbicara dengannya sebab penampilan Yesus tidak seperti yang dia lihat sebelumnya. Saat itu dia hanya melihat penglihatan Yesus tetapi sudah ketakutan. Jangan terkecoh dengan ilustrasi gambar Yesus berdasarkan imajinasi manusia! Masih ingat waktu Saulus berjumpa dengan Yesus, orang Nazaret, ia melihat terang yang membutakannya (Kis. 9:3-8). Kalau Rasul Yohanes hampir tidak mengenali Yesus setelah 60 tahun berpisah, terlebih lagi kita yang tidak pernah melihat Dia secara fisik saat itu.

Pertanyaan: masihkah kita mengenal Dia saat Ia datang kembali? Ilustrasi: setelah lama tidak bertemu satu sama lain selama 60 tahun, teman-teman sekelas mengadakan reuni SD. Ternyata terjadi banyak perubahan fisik dari mereka – rambut putih, postur tubuh menjadi kurus/gemuk, tidak lagi cantik atau tampan tetapi banyak kerutan di wajah, leher yang tidak dapat disembunyikan dll. sehingga sulit untuk cepat mengenalinya.

Apa pesan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Surga? “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 1:8)

Mereka mendapat mandat untuk memberitakan Injil tidak hanya di tempat asal mereka tetapi hingga ke ujung bumi. Mereka harus berpikir global tetapi bertindak secara lokal. Mereka melakukan perintah Yesus; setelah dipenuhi Roh Kudus mereka menyebar – ada yang ke India, Efesus dll. – tanpa mengetahui apa yang akan dialaminya. Yesus memberkati mereka dan mereka dengan penuh sukacita masuk ke Bait Allah maupun rumah- rumah untuk memuji dan membesarkan Nama Tuhan. Gereja mula-mula tumbuh dengan kesukaan Surgawi dan berlangsung hingga sekarang. Masihkah kita mengimani kedatangan-Nya sebagai Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan?

Bagaimana situasi dan kondisi saat Yesus datang kembali? Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia juga mereka yang telah menikam Dia dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Dia adalah Alfa dan Omega, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa (Why. 1:7-8). Perhatikan, semua yang kita perbuat dicatat di dalam kitab kita (Why. 20:12) dan semua kesalahan tetap tertulis kalau tidak dihapus oleh darah Anak Domba Allah.

Kita termasuk kelompok mana saat Ia datang kembali?

  • Melihat Dia → kita yang masih hidup mengalami keubahan
  • Yang mati → dibangkitkan
  • Bangsa yang meratapi Dia → dunia yang menolak dan membenci Allah siap dihukum

Henokh telah bernubuat bahwa Tuhan akan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya hendak menghakimi orang-orang fasik dengan perkataannya yang fasik. Mereka pengejek-pengejek yang menuruti hawa nafsu (Yud. 1:14-16,18-21).

Aplikasi: hendaknya kita hati-hati dalam tindakan dan tutur kata kita. Jangan mengulangi perbuatan jahat setelah kita bertobat, diampuni dosa-dosa kita dan dikuduskan oleh Firman-Nya.

Berbicara tentang kedatangan-Nya, jangan kita mudah percaya dengan mimpi dan penglihatan di luar Alkitab. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita yang masih hidup tidak dapat mendahului yang sudah meninggal. Yang penting ialah sudahkah kita siap menyambut kedatangan-Nya?

Ketika Yesus naik ke Surga, Ia memberkati murid-murid-Nya (juga kita) dan ketika datang kembali Ia juga akan membawa berkat/upah. Karena dianggap begitu penting peristiwa kedatangan-Nya, Ia mengatakan kepada:

⊕. Jemaat Filadelfia (melalui Rasul Yohanes) untuk tetap menuruti Firman-Nya, tekun menantikan Dia dan memegang apa yang ada pada mereka supaya mereka beroleh mahkota (Why. 3:7,10-11). Ada bermacam- macam mahkota (mahkota kebenaran, mahkota keselamatan, mahkota kemuliaan) yang disediakan bagi mereka yang berhak menjadi raja untuk memerintah bersama-Nya selama 1.000 tahun. Mahkota ini begitu berharga; itu sebabnya jangan ada seorang pun mengambil darinya.

⊕. Rasul Yohanes bahwa apa yang dikatakan-Nya itu benar yaitu Ia akan datang segera dan berbahagia orang yang menuruti perkataan nubuat kitab Wahyu ini (Why. 22:6-7). Tuhanlah yang menentukan apa yang harus segera terjadi bukan kita yang menghitung-hitung menurut waktu kita. Kalaupun sampai saat ini Ia belum datang itu karena Ia sabar dan mengasihi manusia supaya tidak ada yang binasa tetapi semua berbalik dan bertobat (2 3:9).

Waspada, ada kondisi di mana manusia tidak lagi dapat bertobat. Mereka yang jahat dan cemar akan terus berbuat jahat dan cemar (ay. 10-11). Hal ini pernah terjadi pada diri Firaun yang tegar tengkuk tidak mau melepaskan bangsa Israel pergi sehingga akhirnya Allah mengeraskan hatinya sebab Ia berdaulat mengeraskan hati seseorang.

Aplikasi: hendaknya kita tidak terus mengeraskan hati karena ada waktunya hati kita tidak dapat lagi melembut. Sebaliknya, marilah kita “berpakaian lenan putih” itulah perbuatan benar (Why. 19:8) dan hidup dalam kekudusan yang dikerjakan oleh Tuhan sebab tidak ada seorang pun dapat menguduskan dirinya sendiri kecuali Tuhan sebab Ia kudus (1Ptr. 1:16).

Tuhan juga mengatakan bahwa Ia akan datang membawa upah dan hukuman kepada setiap orang menurut perbuatannya (ay.12-14). Ia meminta supaya kita tidak menambahi atau mengurangi perkataan-perkataan yang terdapat di dalam Alkitab (ay. 18-19). Jangan kita menambahi dengan pengalaman dari orang-orang yang hebat atau menguranginya karena tidak sesuai dengan budaya dan kebiasaan kita. Emosi kita tidak boleh melebihi otoritas Alkitab.

Pertanyaan: kita berada di posisi mana saat Tuhan datang? Apakah kita dibawa ke tempat untuk tinggal bersama-Nya atau kita malah kehilangan tempat itu?

⊕. Rasul Yohanes bahwa Ia datang segera yang direspons dengan antusias, “Datanglah Tuhan Yesus!” (ay. 20) Awalnya ketika Tuhan mengatakan bahwa Ia datang segera, Rasul Yohanes yang mendengar langsung tersungkur di depan kaki malaikat (Why. 22:8). Yohanes salah dalam merespons.

Kemudian untuk kedua kalinya Tuhan mengatakan bahwa Ia datang, Rasul Yohanes tidak merespons tetapi tahu bahwa Tuhan datang membawa upah dan hukuman.

Namun pada kali ketiga Ia menyatakan akan datang, Rasul Yohanes merespons baik dan menyambut kedatangan-Nya bagaikan mempelai perempuan menyambut mempelai Prianya. Rasul Yohanes menutup Kitab Wahyu dengan “kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita semua”.

Kita percaya bahwa Yesus telah naik ke Surga dan mencurahkan berkat, pesan dan penyertaan-Nya. Ia juga mencurahkan Roh Kudus kepada kita agar kita menjadi saksi-Nya memberitakan Injil keselamatan sambil menantikan kedatangan-Nya kembali dengan hidup dalam kekudusan. Dengan demikian kita ditemukan beriman teguh saat Ia datang menjemput kita untuk tinggal bersama Dia selamanya. Amin.