• MASIHKAH BERIMAN SAAT YESUS DITOLAK (1)
  • Lukas 22:47-71
  • Lemah Putro
  • 2022-05-01
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1125-masihkah-beriman-saat-yesus-ditolak-1
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Marilah kita mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk menyatakan kesungguhan kita dalam mendengarkan Firman Tuhan dan menyembah kepada Pribadi yang benar yaitu Allah Tritunggal yang kekal. 

Benarkah kita masih beriman saat Yesus ditolak?

Apa yang terjadi dengan Yesus 2.000 tahun lalu? Ketika Ia masih berbicara dengan murid-murid-Nya yang ketiduran waktu Ia berdoa, serombongan orang (imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua) datang untuk menangkap-Nya. Mereka menolak Dia. Yudas Iskariot berjalan di depan dan mendekati Gurunya untuk mencium-Nya sebagai tanda Orang yang harus ditangkap. Terbukti Yesus tidak sepenuhnya diterima oleh semua orang yang telah mendengar ajaran-Nya dan melihat mukjizat-mukjizat yang dikerjakan-Nya. 

Apa reaksi Petrus melihat Gurunya mau ditangkap? Petrus membela Dia dengan menghunus pedang lalu menetakkannya kepada hamba imam besar sehingga putus telinganya tetapi Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya (Luk. 22:50-51; Yoh. 18:10). Kemudian semua murid, termasuk Petrus, meninggalkan Dia dan melarikan diri (Mrk. 14:50). 

Terbukti Petrus kehilangan iman padahal dia telah mengikut Yesus ke mana pun dan kapan pun Gurunya beraktivitas selama ± 3½ tahun di dunia ini. Lebih parah lagi dia menyangkal Yesus. 

Introspeksi: berapa lama kita mengikut Yesus, apakah lebih lama daripada Petrus? Dan berapa kali kita telah membaca Alkitab dari Kitab Kejadian – Wahyu? Juga berapa puluh kali mendengar kisah penderitaan Yesus hingga penyaliban-Nya pada tiap hari Paskah? Masihkah kita beriman kepada-Nya apa pun yang terjadi? 

Apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menyangkal Yesus?

  • Mengikut Yesus untuk mengejar berkat-berkat jasmani.

Petrus termasuk bilangan orang yang mendapat pemeliharaan ketika Yesus memperbanyak 5 ketul roti dan dua ekor ikan untuk memberi makan 5.000 orang laki-laki (Yoh 6:1-13). Keesokan harinya rombongan besar mengejar Yesus, Pembuat mukjizat dan Pemelihara penghidupan, karena mereka telah makan roti dan kenyang (ay. 22-26). Kemudian Yesus mengatakan bahwa Ia adalah roti dari Surga, mulailah orang-orang Yahudi bersungut-sungut karena mereka tahu Yesus adalah anak Yusuf dan mereka mengenal orang tua-Nya (ay. 41). Yesus melanjutkan bahwa roti yang Ia berikan adalah daging-Nya dan barangsiapa tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya tidak mempunyai hidup (kekal) di dalam dirinya (ay. 53-54). Mendengar semua ini, mereka bertengkar antarsesama bahkan banyak murid-Nya mengundurkan diri tidak lagi mengikut Dia sebab menganggap perkataan-Nya terlalu keras (ay. 60,66). 

Kenyataannya, banyak orang mengikut Dia karena mengejar Firman yang menitikberatkan persoalan berkat jasmani yang memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya, banyak yang menghindar mendengarkan berita salib yang mengarah pada kehidupan kekal. 

  • Dari awal tidak percaya walau “mengikut” Yesus.

Yesus tahu siapa yang akan menyangkal-Nya sebab dari permulaan Yudas Iskariot tidak percaya. Itu sebabnya dia dipakai Iblis untuk mengkhianati dan menjual Gurunya seharga 30 keping perak. 

  • Kurang/tidak mengenal Yesus dengan baik.

Kemudian Yesus menantang 12 murid-Nya apakah mereka tetap mau mengikut Dia atau juga pergi meninggalkan-Nya (ay. 67). Petrus muncul dan mengakui bahwa mereka tetap mengikut Dia sebab perkataan- Nya adalah hidup dan Ia adalah Yang Kudus dari Allah (ay. 68-69). Yesus meneguhkan bahwa Ia telah memilih mereka namun satu di antaranya (Yudas Iskariot) adalah Iblis (ay. 70-71).

Petrus mendapat ilham dari Bapa Surgawi dan mengakui Yesus adalah Mesias (= Raja yang diurapi), Anak Allah yang hidup (Mat. 16:15-17). Dengan penuh percaya diri dia mengatakan bahwa dia bersedia masuk penjara dan mati bersama Gurunya (ay. 33) tetapi ironis, tak lama kemudian dia menyangkal Yesus sebanyak tiga kali ((ay. 54-61).

Dari rombongan besar tinggal 12 murid yang masih mau mengikut Dia bahkan dari 12 murid ini ada satu (Yudas Iskariot) yang mengkhianati-Nya. 

Introspeksi: percayakah kita kepada Dia dan sejauh mana pengenalan kita terhadap-Nya? Iman kita sedang dipertaruhkan di dalam pengikutan kita kepada-Nya. Masihkah kita beriman bahwa Yesus adalah Firman menjadi manusia? Jujurlah kalau sudah mulai meragukan kebenaran Firman Tuhan dan mintalah ampun kalau malas membaca Alkitab. Memang kita tidak perlu gembar-gembor meyakinkan bahwa kita beriman kepada Yesus tetapi apa reaksi kita saat dipojokkan seperti dialami oleh Petrus? Tetapkah kita mengaku bahwa Yesus adalah satu-satunya Penyelamat dunia (Kis. 4:12)? Atau kita berbuat sama seperti yang dilakukan Petrus yaitu menyangkal Dia? 

Ternyata pengenalan Petrus selama mengikut Yesus 3½ tahun hanya sebatas Pembuat mukjizat (jasmani) yang hebat dan ini memengaruhi pikiran dia serta murid-murid Yesus lainnya. Untung Petrus menyesal dan menangis dengan sedihnya karena teringat akan perkataan Gurunya (Luk. 22:61-62). Yesus tahu imannya makin merosot walau sempat mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dia menolak ketika mendengar Yesus akan menderita disalib. Itu sebabnya Yesus mendoakan dia agar imannya tidak gugur (Luk. 22:31-34). 

Jujur, kita juga akan merasa takut dan gentar ketika disudutkan untuk mengakui Yesus, Sang Juru Selamat, dengan ancaman nyawa. Apakah pengenalan kita akan Yesus hanya sebatas mukjizat berkaitan dengan kenyamanan jasmani dan tidak merongrong ibadah kita? Namun kita patut bersyukur karena Yesus mengetahui kondisi iman kita dan berdoa bagi kita (Ibr. 7:25). 

Kita beralih pada pengalaman Saulus yang awalnya sangat menolak Yesus dan berusaha menghancurkan perkembangan kekristenan saat itu. Memang Yesus sudah bangkit tetapi akibatnya gereja yang menanggung kebencian dari mereka yang menolak Yesus. Namun keadaan berbalik total ketika Yesus yang bangkit menyatakan kasih-Nya kepada Saulus. Tampak kontras sekali, Saulus yang diliputi kebencian hingga ke hati dan tindakannya didatangi oleh kasih sempurna dari salib. Dia bertobat menjadi ciptaan baru di dalam Kristus dan lebih dikenal dengan nama Paulus. Penilaiannya terhadap seseorang tidak lagi menurut ukuran manusia. Dia yang dahulunya orang Farisi yang sangat fanatik membenci bahkan membunuh pengikut-pengikut Yesus berubah drastis menjadi utusan-Nya membawa berita pendamaian (2 Kor. 5:12-19) dengan konsekuensi ditolak oleh bangsanya sendiri (Yahudi). 

Aplikasi: hendaknya kita bergereja bukan sekadar agama yang berakhir dengan pencarian kehormatan manusia. Sebaliknya, dengan pertolongan Roh Kudus kita yang sudah diperdamaikan dengan Allah menjadi ciptaan baru dan hidup tertib bukan untuk diri sendiri tetapi untuk Dia. 

Masihkah kita beriman walau Yesus (sebagai hamba) ditolak dan tubuh-Nya hancur serta buruk rupa karena menderita disalib tetapi akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan (Yes. 52:13-15; Flp. 2:9-10)? Penderitaan dan sengsara yang ditanggung oleh hamba TUHAN ini merupakan nubuatan yang digenapi dalam diri (Hamba) Yesus dalam memikul kejahatan manusia dan berdoa bagi pemberontak-pemberontak (Yes. 53:1-4, 11). Bahkan di atas kayu salib, Ia berdoa supaya Bapa-Nya mengampuni mereka (yang telah menolak-Nya) sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Luk. 23:34). 

Ternyata Paulus juga mengalami penderitaan demi salib Kristus. Bagaimana dengan kita? Bersediakah kita menderita demi Injil salib Kristus? Ingat, Ia mati disalib supaya kita diselamatkan dan diberi iman yang diperoleh dengan mendengar Firman Kristus (Rm. 10:17). Dengan kuasa kebangkitan-Nya, kita dibenarkan (Rm. 4:25). 

Aplikasi: hendaknya kita memberitakan kebenaran Firman Tuhan kepada siapa pun termasuk anak kecil. Jangan menyampaikan Firman untuk menyenangkan telinga sehingga anak tumbuh dalam kenyamanan duniawi tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef. 6:4). Waspada, sering tanpa sadar tutur kata dan tindakan kita telah menyangkal Dia.

Hendaknya kita tetap beriman teguh kepada Yesus walau Ia ditolak hingga disalib sebab semua yang Ia lakukan ialah untuk menyelamatkan kita. Ia mengetahui kondisi kita yang rentan, rapuh dan tidak berdaya menghadapi tantangan dan godaan Iblis yang mau menjerumuskan kita. Oleh sebab itu marilah kita mengenal Dia lebih dekat dengan tekun membaca dan mendengarkan Firman Tuhan serta tetap beriman kepada-Nya yang memberikan jaminan hidup kekal bagi kita. Amin.