• YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH ORANG HIDUP
  • Lukas 20:27-47
  • Lemah Putro
  • 2022-03-06
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1080-yesus-kristus-adalah-allah-orang-hidup
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Biarlah apa pun yang kita lakukan tidak fokus pada perkara-perkara jasmani tetapi seturut dengan kehendak Tuhan. Untuk itu kita terus menelusuri, memahami dan mengimani Firman Tuhan dilanjutkan dengan mempraktikkannya dalam keseharian hidup kita.

Kali ini pemahaman apa yang kita peroleh melalui tema “Yesus Kristus Adalah Allah Orang Hidup” yang diambil dari Lukas 20:27-47 untuk diimani dan dilakukan? Bila Yesus Kristus adalah Allah orang hidup, bagaimana dengan mereka yang telah mendahului kita dipanggil Tuhan oleh karena usia tua, penyakit, kecelakaan, bencana alam, peperangan bahkan martir?

Ternyata pertanyaan yang mirip pernah diajukan oleh sekelompok orang berkaitan dengan kematian dan kebangkitan kepada Yesus dan apa respons mereka mendengar jawaban-Nya. Lukas 20:27-40 menuliskan, “Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: jika seorang yang mempunyai saudara laki- laki mati sedang isterinya masih ada tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Ahkirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati melainkan Allah orang hidup sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.”

Jelas dikatakan mereka tidak berani lagi bertanya-tanya berkaitan dengan kehidupan kekal karena Yesus menjawab dengan tepat dan pasti.

Ternyata sejak zaman gereja mula-mula hingga zaman rasul-rasul, orang-orang Saduki tidak percaya akan adanya kebangkitan bahkan keyakinan ini berlangsung sampai sekarang. Bagaimana nasib mereka yang mati akibat peperangan antara Rusia dan Ukraina dalam minggu-minggu ini? Juga bagaimana dengan kita yang masih hidup dan kalau seizin Tuhan hingga Ia datang kembali? Marilah kita meningkat dalam pembacaan Alkitab untuk tidak cepat-cepat mengemukakan pertanyaan jika tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan berkaitan dengan kehidupan pribadi, nikah dan rumah tangga kita.

Yesus mengatakan Musa mengalami perjumpaan dengan Allah pertama kali ketika menggembalakan domba kambing mertuanya dan melihat nyala api keluar dari semak duri tetapi tidak terbakar dan Allah memperkenalkan diri sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub (Kel. 3:1-6). Lebih lanjut Yesus menegaskan bahwa Allah itu bukannya Allah orang mati tetapi Allahnya orang hidup sebab di hadapan-Nya semua orang itu hidup. Musa percaya karena Allah sendiri berbicara kepadanya. Memang Abraham, Ishak dan Yakub telah mati kemudian muncul bangsa Israel yang percaya akan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub sebab mereka mengikuti tulisan Musa. Namun hal ini tidak berhenti hanya pada bangsa Israel, kita pun percaya kepada Allah yang sama. Oleh sebab itu dalam pengikutan kita kepada-Nya kita perlu dikuduskan hingga mencapai kesempurnaan sebab Ia sempurna (Mat. 5:48).

Introspeksi: yakinkah kita akan menjadi sempurna? Percayakah bahwa Allah bukan hanya Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub tetapi Allahnya orang hidup termasuk kita? Masihkah benak kita dipenuhi pertanyaan ketika mendengar dan membaca Firman Tuhan?

Siapakah Yesus sebenarnya? Ketika orang-orang Yahudi bertanya bagaimana mungkin Yesus melihat Abraham padahal umur-Nya belum sampai 50 tahun, Ia menjawab sebelum Abraham ada Ia sudah ada (Yoh. 8:58) sebab Ia adalah Allah sendiri. Biarlah Roh Kudus memimpin kita kepada seluruh kebenaran (Yoh. 16:13) membuat kita percaya bahwa Yesus adalah Allah orang hidup sehingga kita tidak mudah tergiur dengan dunia yang sedang “berbenah diri” dengan teknologi canggih yang membuat manusia lupa dan tidak memerlukan Tuhan.

Yesus mengingatkan bahwa persoalan nikah di dunia tidak dibawa di dalam kekekalan sebab orang yang layak mencapai dunia yang akan datang tidak memiliki pola kehidupan seperti di dunia ini. Yang penting kita harus percaya waktu Ia datang kembali semuanya hidup di hadapan-Nya.

Berbeda dengan pandangan orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan; mereka percaya orang mati sudah berakhir hidupnya sehingga mereka yang berbuat jahat di masa hidupnya tidak mendapatkan balasan dan mereka yang berbuat baik tidak mendapat pahala setelah kematian. Bukankah pandangan ini memosisikan manusia seperti binatang yang setelah mati habis perkara? Pandangan ini sama dengan filosofi orang ateis yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Kalau seandainya Tuhan memang tidak ada, marilah kita makan-minum dan melampiaskan hawa nafsu sebab setelah mati tidak ada konsekuensinya (1 Kor. 15:32). Juga buat apa kita susah-susah dididik Firman Tuhan untuk hidup dalam kekudusan tetapi kemudian hidup kita dirusak dengan pergaulan bebas di dunia ini (ay. 33)?

Introspeksi: Musa dan bangsa Israel meyakini Kitab Pentateukh, bagaimana dengan kita, bangsa kafir, apakah kita juga percaya kepada Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Atau kita terpengaruh dengan doktrin manusia yang percaya kalau manusia mati maka berakhirlah semuanya.

Lebih lanjut Yesus memberikan pandangan kehidupan di masa depan yang tidak lagi berurusan dengan kehidupan seksual sebab seks diciptakan Allah untuk dinikmati manusia semasa di bumi ini. Perkataan Yesus ini tidak terbantahkan sebab Ia adalah Allah dan tahu ke mana Ia pergi setelah bangkit dari kematian. Yesus bukan sekadar agamawan karena saat Ia dibaptis, Roh Kudus turun atas-Nya dan terdengar suara dari langit yang mengakui, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Luk. 3:21-220. Kemudian Ia dipermuliakan oleh Bapa-Nya di atas gunung dan terdengar suara agar kita mendengarkan Dia (Luk. 9:28-31,34-35).

Aplikasi: hendaknya kita memercayai perkataan Yesus dan menghidupi Firman-nya di hari-hari yang sedang kita lalui ini. Memang di dunia kekekalan tidak lagi ada kawin mawin tetapi kita harus mempertanggungjawabkan semua yang telah kita perbuat selama hidup di bumi ini. Di dalam tubuh kebangkitan, kita sama seperti malaikat- malaikat dan anak-anak Allah. Tahukah kita bahwa Allah memberikan kekekalan dalam hati kita (Pkh. 3:11)? Tubuh jasmani kita boleh hancur tetapi roh kita tetap kekal dan Ia berdaulat mengambil roh kita membuat kita mati kembali menjadi debu (Mzm. 104:29-31).

Yesus adalah Firman menjadi daging/manusia (Yoh. 1:14) dan sebagai Anak, Ia diberi hak untuk membangkitkan orang-orang mati sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati (Yoh. 5:21). Perhatikan Roh Allah telah membuat kita dan napas-Nya membuat kita hidup (Ay. 33:4) dan roh yang di dalam manusia itu yang memberikan pengertian (Ay. 32:8). Memang kita perlu mencari ilmu agar menjadi pandai tetapi kecerdasan merupakan pemberian Allah. Jelas sangat berbeda kematian binatang dengan kematian manusia sebab manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Tritunggal (Kej. 1:26). Tubuh jasmani boleh mati dan kembali menjadi debu tetapi rohnya tetap hidup. Buktinya, roh mereka yang mati syahid berseru kapan Tuhan membalaskan darah mereka (Why. 6:10) juga roh orang kaya yang mati dan berada di neraka berseru kepada Abraham untuk mengirim Lazarus mengingatkan lima saudaranya yang masih hidup agar bertobat (Luk. 16:23-28). Kepada penjahat yang disalib di sebelah-Nya, Yesus menjanjikan dia berada di Firdaus bersama-Nya (Luk. 23:42-43). Juga (roh) Rasul Paulus diangkat ke Firdaus dan mendengar kata-kata yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan manusia (2 Kor. 12:3-4).

Aplikasi: kita harus yakin orang-orang percaya yang mati di dalam Tuhan berada di Firdaus, taman penuh sukacita, dan sampai sekarang tidak ada seorang pun tahu di mana dan bagaimana Firdaus itu. Yang jelas, ketika Tuhan datang kembali; yang mati dibangkitkan dan yang hidup diangkat bersama mereka menyongsong Dia di angkasa (1 Tes. 4:13-18). Siapkah kita pada hari itu? Oleh sebab itu kekristenan kita tidak boleh puas hanya karena keinginan kita di dunia ini terpenuhi. Tujuan hidup kita ialah masuk ke dalam Yerusalem baru. Untuk itu perasaan kita harus dipoles supaya tidak makin berperasaan duniawi tetapi berpikiran seperti Kristus yang mengosongkan diri menjadi hamba dan taat sampai mati (Flp. 2:5-8). Jangan malah ngotot mempertahankan harta dan tanah di bumi ini bahkan sampai terjadi permusuhan!

Bagaimana keadaan Yesus setelah bangkit dari kematian? Rasul Yohanes gemetar dan tersungkur serasa mati bertemu Tuhan tetapi ditenangkan oleh-Nya supaya tidak takut. Kemudian Ia menjelaskan bahwa Ia bangkit sampai selama-lamanya (Why 1:1,10-11, 17-20). Bila Kitab Wahyu 1 mengisahkan tentang Yesus yang bangkit, pasal akhir dari Wahyu (22) menuliskan tentang suasana Yerusalem baru dan Rasul Yohanes siap menyambut kedatangan-Nya dengan penuh sukacita.

Pilihan ada pada kita juga konsekuensi dari pilihan yang kita ambil. Masihkah kita ingin hidup di dunia yang tampak gemerlapan dan megah tetapi sesungguhnya sedang menuju kehancuran (1 Yoh. 5:17) dihanguskan oleh api (2 Ptr. 3:10)? Masihkah kita tidak percaya adanya kebangkitan setelah kematian sehingga kita hidup sembrono karena merasa setelah mati habis perkara? Namun ingat, Alkitab sinkron dari awal hingga akhir – tidak plintat-plintut – dan kita tidak boleh sembarangan menafsirkan dengan menambahkan atau mengurangi sesuai kemauan sendiri. Sebagai anak-anak Allah yang berkewargaan Kerajaan Surga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus (Flp. 3:17-21); untuk itu kita harus mempunyai ciri, corak, tujuan dan tempat yang pasti itulah Yerusalem baru yang menanti kita untuk hidup bersama dengan-Nya selama-lamanya. Amin.