• BERJUANGLAH MEMASUKI PINTU YANG SESAK (JOHOR)
  • Lukas 13:22-35
  • Johor
  • 2021-11-07
  • Pdm. Budy Avianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1000-berjuanglah-melalui-pintu-yang-sesak

Shalom,

Ketika kita mau keluar rumah untuk pergi ke gereja, kantor, sekolah dst. kita harus melewati pintu (gerbang) yang dibuka. Pintu menjadi pembatas antara dua wilayah/ruangan.

Ada seorang bertanya kepada Yesus, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Yesus menjawab, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak akan dapat.” (Luk. 13:23-24)

“Berjuanglah” berarti harus ada usaha sungguh-sungguh (bukan santai-santai) untuk dapat masuk melalui pintu yang sesak itu. Apa yang harus diperjuangkan? Yesus mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk. 9:23)

Selama hidup di dunia ini, kita masih mempunyai keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:16) yang membuat daging ini sesak dan sakit untuk mengikut Yesus. Ini harus diperangi dan diperjuangkan setiap hari supaya tidak makin berkembang bila kita mau beroleh keselamatan.

Kita tahu pola Tabernakel menggambarkan Kerajaan Allah/wilayah Kerajaan Sorga yang dibuat menurut contoh yang diberikan oleh Allah (Kel. 25:9). Apa yang harus diperjuangkan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah menurut pola Tabernakel?

  • Masuk melalui Pintu Gerbang untuk membedakan daerah di luar Pintu Gerbang (suasana dunia) dan daerah Pelataran (Kerajaan Allah) → wilayah keselamatan

Untuk dapat masuk ke dalam wilayah keselamatan (Pelataran) kita harus berjuang masuk melalui Pintu Gerbang dengan menyangkal diri tidak mengikuti daging dengan segala keinginannya. Bagaimana caranya? Dengan menaati Firman Tuhan. Yesus telah mendeklarasikan diri sebagai pintu dan siapa yang masuk melalui Dia akan selamat, Ia akan masuk dan keluar menemukan padang rumput (Yoh. 10:9).

Padang rumput merupakan tempat penggembalaan. Bila kita sudah diselamatkan masuk melalui Pintu Gerbang (Yesus) ke dalam wilayah Kerajaan Surga, hendaknya kita memberikan diri digembalakan oleh Dia sebagai Gembala yang baik (Yoh. 10:11). Masuk dalam penggembalaan merupakan perjuangan setiap hari dengan beribadah sungguh-sungguh bukan sekadar menuruti peraturan liturgi. Jangan mengemukakan banyak alasan (kesibukan kerja, tidak ada waktu dll.) yang dipasang Iblis supaya kita tidak beribadah!

Yesus telah memberikan teladan sempurna dalam “menyangkal diri” dengan mengosongkan diri dan taat hingga mati disalib (Flp. 2:7-9).

Mengapa dikatakan “banyak orang berusaha untuk masuk tetapi tidak akan dapat” (Luk. 13:24)? Sebenarnya untuk masuk Pintu keselamatan – Yesus – bukanlah hasil usaha dan pekerjaan kita tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya (Ef. 2:8-9). Kita diselamatkan oleh iman yang timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Rm. 10:17).

Kalau begitu apa yang harus kita perjuangkan? Untuk beroleh iman kita harus tekun mendengarkan Firman penggembalaan.

  • Mazbah Kurban Bakaran → pertobatan

Sebagai manusia, Yesus mengalami ketakutan hingga peluhnya menjadi seperti titik-titik darah bertetesan darah ke tanah (Luk. 22:44) ketika berdoa agar kalau boleh dilewatkan cawan itu dari pada-Nya. Sungguh, Ia juga berjuang masuk melewati “pintu sesak” untuk mati disalib demi manusia berdosa.

Yesus juga mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6) Jadi, Ia telah menjalani lebih dahulu dan kita ikut di belakang-Nya. Ia telah bergumul masuk pintu yang sesak hingga mati di kayu salib maka Ia mau kita juga berjuang menyangkal diri, memikul salib mengikuti Dia setiap hari.

Berbicara tentang perjuangan diperlukan usaha yang sungguh-sungguh bagaikan seorang atlet yang harus berlatih setiap hari tidak peduli ada pertandingan atau tidak (bnd. 1 Kor. 9:24-27). Belum lagi harus menjaga stamina dengan makanan bergizi dan tidur cukup. Tentu pola hidup disiplin seperti ini tidak enak bagi daging dan ini membutuhkan perjuangan. Demikian pula dengan umat Tuhan. Kita sudah mendapatkan anugerah keselamatan oleh iman akan pendengaran Firman Kristus. Melalui Pintu Gerbang (Yesus) kita masuk wilayah Kerajaan Allah dan kita harus berjuang mengikuti teladan Yesus dengan menyangkal diri, memikul salib sampai daging tidak memberontak lagi. Perlu diperhatikan, ketika Firman Tuhan datang berupa teguran (2 Tim. 4:2), jangan kita berbantah-bantah untuk membenarkan diri dan menyalahkan orang lain. Firman Tuhan adalah kebenaran, bila kita menatinya, kebenaran itu akan memerdekakan kita (Yoh. 8:31-32).

Kita maju selangkah lagi, setelah diselamatkan oleh anugerah-Nya kita bertobat tidak lagi menuruti keinginan daging tetapi hidup dalam kebenaran Firman.

  • Bejana Pembasuhan → Baptisan Air

Walau Yesus tidak berdosa, Ia minta dibaptis oleh Yohanes Pembaptis yang sempat menolaknya untuk menggenapi seluruh kehendak Allah (Mat. 3:13-15).

Setelah bertobat, kita memberi diri dibaptis untuk lahir baru. Jangan menolak dibaptis sebab Yesus sendiri sudah memberikan teladan bagi kita padahal sebenarnya Ia tidak perlu dibaptis karena tidak berdosa.

Walau berjuang berat melalui pintu yang sesak, kita dimandikan dengan air Roh Kudus dan Firman Tuhan (Ef. 5:26) untuk selalu dalam kondisi segar setelah diselamatkan.

  • Pintu Kemah berbicara → kepenuhan Roh Kudus

Yesus adalah Pembaptis Roh Kudus (Yoh. 1:33). Yohanes Pembaptis membaptis dengan air (ay. 26) tetapi Yesus membaptis dengan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Penolong dan Penghibur (Yoh. 14:16,26) yang membawa kita senantiasa masuk ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13).

Kapan kita dipenuhi Roh Kudus? Ketika kita percaya akan Firman kebenaran yaitu Injil keselamatan, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus sebagai tanda sah kita milik-Nya Allah (Ef. 1:13-14).

Roh Kudus adalah Pribadi Allah dan diam di dalam diri kita untuk menolong memasuki perjuangan berikutnya yaitu masuk ke Tempat Kudus.

  • Tempat Kudus ditutupi oleh empat tudung (tenda Tabernakel, tenda dari bulu kambing, tudung kulit domba jantan diwarnai merah, tudung kulit lumba-lumba; Kel. 26:1,7,14) sebagai (atap) perlindungan bagi orang-orang yang masuk ke dalam Tempat Kudus

Jelas tujuan hidup kita bukan hanya untuk diselamatkan (berada di Pelataran) tetapi harus meningkat. Kita tidak lagi hidup dengan cara-cara dunia sebab kita memiliki KTP ganda: KTP di mana kita berdomisili di dunia dan KTP Kerajaan Allah.

Di dalam Tempat Kudus ini ada Meja Roti Sajian → Firman Tuhan

Kita bertumbuh rohani dengan terus dikuduskan oleh makanan Firman yang “keras” bukan susu untuk bayi (Ibr. 5:13-14) bernadakan teguran, nasihat dan menyatakan yang salah.

Rohaninya bertumbuh dari orang yang dibenarkan menjadi orang yang dikuduskan. Bukankah Firman Tuhan mengatakan siapa berbuat kebenaran adalah benar sama seperti Kristus adalah benar (1 Yoh. 3:7); menjadi kudus sama seperti Dia yang kudus (1 Ptr. 1:15) dan menjadi sempurna seperti Bapa di Surga adalah sempurna (Mat. 5:48). Inilah pertumbuhan rohani yang harus kita capai melalui pergumulan seumur hidup untuk masuk pintu yang sesak bagi daging.

Selain Meja Roti Sajian ada Kandil Emas yang dibentuk dari emas murni yang dipanasi dan ditempa sehingga menjadi bentuk yang indah (Kel. 25:31-39). Kalau kita mau menjadi terang seperti Dia adalah terang, kita harus bersedia berjuang – ditempa dan dipanasi setiap hari. Pasti tempaan ini tidak enak buat daging tetapi ini yang dikehendaki oleh Bapa. Kita harus menjadi pelita yang memancarkan terang dimulai dari dalam kamar hingga terang di dalam kota dan di atas gunung. Sudahkah terang kehidupan nikah kita menjadi kesaksian untuk dilihat orang lain sehingga mereka dapat diselamatkan juga?

Perabot ketiga yang ada di Tempat Kudus ialah Mazbah Pembakaran Ukupan (Kel. 30:1-5) → penyembahan dan doa syafaat.

Aplikasi: setiap hari kita berjuang melawan keinginan daging agar ada hubungan intim dengan Pribadi Allah.

  • Tabir yang membatasi Tempat Kudus dengan Tempat Mahakudus (Kel. 26:33) di mana Bapa bertakhta. Yesus juga berjuang luar biasa di atas kayu salib dan saat Ia menyerahkan nyawa-Nya, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas ke bawah membuat kepala pasukan dan prajurit-prajurit (non-Yahudi) takut dan mengakui-Nya sebagai Anak Allah (Mat. 24:50, 51a, 54)

Apa yang terjadi setelah Tabir itu robek? Terbukalah jalan baru untuk dapat masuk ke Tempat mahakudus dan menghadap Allah dengan hati tulus (Ibr. 10:19-22).

Jelas sekarang ada proses perjuangan untuk melewati tiga pintu yang dipimpin oleh Yesus beserta Roh Kudus. Pertanyaan: mengapa kita harus berjuang? Karena kita sedang menghadapi waktu. Buktinya? Jika tuan rumah bangkit dan menutup pintu, mereka akan berdiri di luar dan mengetuk-ngetuk pintu mau masuk tetapi tuan rumah mengatakan tidak tahu dari mana mereka datang (Luk. 13:25). Artinya, pintu kemurahan untuk berjuang ada batasnya. Kapan Ia datang? Tidak ada seorang pun tahu, malaikat-malaikat di Surga tidak, Anak pun tidak hanya Bapa sendiri (Mat. 24:36- 44). Memang Tuhan itu panjang sabar tetapi tetap ada batasnya. Siapkah kita saat Ia datang kembali? Jangan sibuk dengan urusan makan minum untuk memuaskan keinginan daging seperti terjadi di zaman Nuh. Kita harus bertindak seperti seorang atlet yang setiap hari berjuang menguasai diri dalam berlatih untuk siap kapan pun pertandingan dimulai.

Sebenarnya Yesus datang mencari domba-domba yang hilang dari umat Israel untuk melindunginya bagaikan induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya (Luk. 13:34-35) tetapi mereka malah menolak Yesus bahkan membunuh-Nya. Apakah rencana Allah akan berhenti? Tidak! Karena bangsa Yahudi menolak, kesempatan dan kemurahan beralih kepada bangsa kafir yang datang dari Timur, Barat, Utara dan Selatan (ay. 29-30).

Jangan menyia-nyiakan waktu yang ada tetapi berjuanglah memasuki pintu yang sesak/sempit untuk menerima keselamatan dengan menaati Firman-Nya, dikuduskan selalu dengan air Roh Kudus dan Firman hingga suatu saat kita menjadi milik Dia sepenuhnya dan Ia menjadi Mempelai Pria Surga kita di dalam Kerajaan-Nya selamanya. Amin.