Editorial

Shalom,

“Jangan ada allah lain di hadapan-Ku…” perintah Tuhan dalam hukum pertama-Nya. Sejak mempelajari hukum pertama, kita seharusnya menyadari bahwa Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada beribu-ribu umat yang mengasihi-Nya dan yang berpegang pada perintah-perintah-Nya. Ia bahkan menamakan diri-Nya sebagai “Allah yang cemburu”. Ia ingin memiliki kita seutuhnya karena Dia tahu tanpa-Nya kita tak berarti apa-apa dan tidak dapat melakukan apa pun. Hanya dengan menjadi milik-Nya, kita dapat memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal.

Banyak tokoh Alkitab merespons kasih-Nya, menaati perintah-Nya dan menyem-bah hanya kepada-Nya seperti: Abraham, Ishak, Yakub, Daniel dan kawan-kawan, Musa, Daud, dan banyak lagi. Juga para rasul dan para bapak gereja dari Perjanjian Baru telah memberikan nyawa mereka demi Allah yang mereka sembah. Namun tak dapat dipungkiri, banyak pula yang tidak merespons kasih-Nya dan berbalik dari-Nya.

Dapatkah kita bersama dengan penulis Mazmur 73:25-26 merespons kasih-Nya dengan mengatakan, “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”

(Red.)