YEHEZKIEL

 

Meskipun penglihatan dan nubuatan Ye-hezkiel begitu jelas dan gamblang, sangat sedikit yang diketahui tentang kehidupan nabi ini. Dia berada di antara ribuan orang muda yang diusir dari Yehuda ke Babel saat Raja Yoyakhin menyerah. Sampai pada hari yang tragis tersebut, Yehezkiel telah dilatih perihal kependeta-an. Namun selama pengasingan di Babel, Tuhan memanggilnya menjadi seorang nabi di masa kegelapan bangsa Israel.

Yehezkiel mengalami pertemuan dengan Tuhan yang mengejutkan sama seperti pembe-ritakan Yesaya 150 tahun sebelumnya. Seperti Yesaya, Yehezkiel tidak lagi menjadi sama setelah pertemuan pribadi dengan Allah. Meskipun pesan dari Tuhan kepada kedua nabi tersebut mempunyai banyak kesamaan tetapi kondisi kehidupan mereka berbeda. Yesaya mengingatkan tentang badai yang akan datang, Yehezkiel berbicara di tengah-tengah badai kekalahan yang menghancurkan rakyat. Dia memberitakan bahwa Yerusalem tidak luput dari kehancuran.

Yehezkiel digambarkan seperti seorang pengawas tembok-tembok kota. Pekerjaan seorang pengawas sangatlah berbahaya. Bila dia gagal di posisinya, dia dan seluruh kota akan binasa. Jadi keselamatannya tergantung dari kualitas kerjanya. Pentingnya pertangungjawaban setiap pribadi di hadapan Allah adalah bagian inti dari pesan Yehezkiel. Dia mengajarkan bahwa Tuhan mengharapkan ketaatan dan penyembahan secara pribadi dari tiap umat-Nya saat di pengasingan.

Seperti halnya pada masa Yehezkiel, begitu mudah bagi kita sekarang ini untuk melupa-kan bahwa Tuhan mempunyai ketertarikan secara pribadi terhadap kita masing-masing. Kita mungkin merasa tidak berarti atau di luar kendali saat melihat kejadian-kejadian di dunia ini. Namun saat kita mengetahui bahwa Tuhanlah yang mengendalikan dan sangat menginginkan kita untuk mengenal-Nya, ini memberikan kita pengertian baru terhadap tujuan hidup kita.

Kekuatan dan kecakapan Yehezkiel:

— Seorang imam yang terlatih juga seorang nabi yang dipanggil oleh Tuhan.

— Menerima visi yang gamblang dan menyampaikan pesan penuh kuasa.

— Melayani sebagai pembawa berita dari Tuhan selama masa pengasingan bangsa Israel.

— Menjadi sosok yang ulet dan berani sehingga dia dapat menjangkau orang-orang yang keras hati (Yeh 3:8).

Pelajaran dari kehidupan Yehezkiel:

¨ Kegagalan yang terjadi berulang-ulang atas umat-Nya tidak akan mencegah rencana Tuhan untuk menepati janji-Nya bagi dunia.

¨ Setiap tanggapan masing-masing orang terhadap Tuhan menentukan nasib kehidupan kekalnya.

¨ Tuhan mempunyai orang-orang yang Dia pakai untuk bekerja meskipun tampak tidak ada pengharapan.

Statistik demografi:

Tempat: Babel

Jabatan: nabi bagi tawanan di Babel

Keluarga: Ayah: Buzi

Sezaman dengan: Yoyakhin, Yeremia, Yoyakim, Nebukadnezar

Ayat-ayat kunci:

Yehezkiel 3: 10, 11